Selasa, 04 November 2014

RESENSI BUKU FUNDAMENTALISME ......

RESENSI BUKU
JUDUL BUKU               : FUNDAMENTALISME, AGAMA-AGAMA DAN TEKNOLOGI


PREDIKSI DAN PROYEKSI ISU-ISU TEOLOGIS DASAWARSA SEMBILANPULUHAN
            Suatu perbincangan dan diskusi tentang topik “Isu-isu teologis pada dasawarsa sembilanpuluhan” adalah suatu hal yang sangat penting dan menarik tidak saja bagi suatu perusahaan penerbitan tetapi juga bagi gereja bahkan masyarakat luas.  Bagi gereja pembahasan topic itu setidaknya akan memacu gereja untuk terus menerus mengembangkan teologi yang mampu menjawab tantangan zaman.
            Berdasarkan pertimbangan itulah maka akan jauh lebih bermanfaat dan mengena apabila kita tidak hanya secara umum saja membahas atau memperoleh informasi tentang isu-isu teologis yang ada dan berkembang selama atau akhir-akhir ini, namun lebih jauh dari itu kita coba memprediksikan bahkan memproyeksikan kecenderungan-kecenderungan yang akan datang walaupun hal itu tidak menjamin ketepatan dan kepastian.  Guna suatu prediksi adalah apabila kita diperhadapkan dengan kemungkinan-kemungkinan maka kita dapat membenahi diri untuk menyongsonya sejak sekarang.
Perkembangan teologi sesungguhnya tidak pernah terlepas dari perkembangan sejarah.  Berteologi berarti berteologi di tengah sejarah.  Sehingga kita perlu untuk menghindari sikap optimis yang berlebihan mengenai teologi dengan beranggapan bahwa semuanya akan baik-baik saja. 
Menurut Eka Darma Putra, masalah hubungan antara teologi dan iptek juga akan menjadi isu-isu yang menonjol pada dasawarsa ini maupun yang akan datang.  Hal ini didorong oleh dua hal:  pertama, manusia semakin menyadari bahwa ilmu dan tekonologi bukanlah segala-galanya.  Kedua, ada tren perubahan-perubahan fundamental di dalam cara berpikir para ilmuwan sendiri.  Sehingga menurut Eka bahwa “kesadaran para ilmuwan akan keterbatasannya serta perlunya suatu kerjasama dengan cabang-cabang lain, membuka peluang yang amat besar bagi percakapan dan kerjasama yang baru antara teologi dan ilmu.
FUNDAMENTALISME DALAM GEREJA
Pada abad XIX gereja semakin berhadapan secara konfrotatif dengan ilmu pengetahuan.  Bisa dikatakan bahwa Ilmu pengetahuan dalam kedudukan menang sedangkan gereja dalam keadaan mundur terus.  Memang orang dalam gereja telah dikuasai oleh roh zaman di bawah perkembangan ilmu pengetahuan sehingga gereja kurang punya keyakinan dan kepercayaan diri.
Munculnya fundamentalisme dalam keadaan seperti ini bertujuan untuk membangun benteng yang kokoh dalam perjuangan iman Kristen melawan kekristenan di dalam gereja yang banci.   Garis-garis perjuangan yang tampak dalam fundamentalisme adalah: pertama, penyataan Allah dipertentangkan dengan akal manusia.  Kedua, Alkitab dipertentangkan dengan ilmu pengetahuan.  Ketiga, untuk mengamankan Alkitab terhadap kritik Alkitab (historis kritis), fundamentalisme menciptakan ajaran inspirasi harfiah dan menyatakan bahwa Alkitab tidak bias salah.  Fundamentalisme membangun benteng bukan untuk bertemu dengan orang lain di luar benteng itu dan mengadakan percakapan dengannya tetapi dibangun dengan maksud untuk melawan musuh.  Bahayanya adalah dunia ini semakin mengalami kemajuan dalam bidang industry dan teknologi lain.  Dengan demikian fundamentalisme semakin kehilangan alas an yang rasional untuk menentang realitas yang datang tersebut.
Pdt. Ioanes Rakhmat S.Th mengatakan bahwa kaum fundamentalisme mengakui bahwa yang menulis Alkitab itu berada dalam dunia dan kebudayaannya tetapi kebudayaan itu tidak mempengaruhi isi wahyu Allah.  Mereka dengan keras menolak pendekatan-pendekatan modern.  Mujizat yang dipahami oleh fundamentalisme hanya sebagai kejadian-kejadian atau perbuatan-perbuatan besar yang supranatural dan supra-rasional yang hanya bias dilakukan oleh Allah dalam campur tangan-Nya pada berbagai urusan dunia. 
Paham fundamentalisme dan gerakannya telah dengan mendalam dan meluas merasuki hamper semua sendi tubuh dan denyut kehidupan banyak warga gereja-gereja di Indonesia.  Sebagai gereja yang ada dalam dunia, tidak luput dari pengaruh perkembangan menuju masyarakat modern yang dicirikan oleh pelbagai perubahan besar.
AGAMA-AGAMA DI INDONESIA MEMASUKI ERA BARU
Agama-agama di Indonesia sedang berada di tengah jalan menyongsong era baru yang sedang datang.  Era baru itu bukan hanya panggilan bersama agama-agama dan golongan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk meletakkan landasan moral, etika, dan spiritual yang kokoh bagi pembangunan tetapi juga era baru dalam kaitan dengan ilmu pengetahuan.  Salah satu contoh yang menonjol dalam ilmu pengetahuan adalah mengenai rekayasa genetic.

TANGGAPAN PEMBACA
Buku ini membahas pandangan-pandangan orang-orang Kristen yang fundamentalisme terhadap IPTEK.  Pernyataan-pernyataan di dalamnya cukup memberi pemahaman bahwa IPTEK tidak perlu ditolak atau dianggap bertentangan terhadap Alkitab karena Allah adalah sumber hikmat dan pengetahuan.
Fundamentalisme agama memang perlu tetapi tidak membuat manusia juga menjadi buta akan pengetahuan.  Hanya saja, manusia tidak boleh mendewakan Ilmu pengetahuan itu.  Artinya bahwa IPTEK harus dapat dipakai secara wajar untuk kemuliaan Tuhan, melayani Dia, dan melakukan kehendak-Nya secara khusus untuk memberitakan Injil.

Ada beberapa pernyataan para penulis yang tidak disetujui oleh pembaca.  Salah satunya adalah pernyataan Eka Darma Poetra yang mengatakan bahwa Teologia harus dapat mengimbangi IPTEK karena suatu saat Ilmu pengetahuan akan mau bekerjasama dengan Ilmu lain seperti teologi.  Menurut pembaca, pernyataan itu baik.  Hanya saja, alasan untuk membangun teologi janganlah hanya karena harapan bahwa suatu saat Ilmu Pengetahuan akan bekerjasama dengan Teologi.  Teologi berkembang untuk menjawab kebutuhan jaman karena sekarang ini faktanya justru IPTEK semakin membuat orang-orang semakin tidak mempercayai Allah.

TEOLOGI FEMINISME

TEOLOGI FEMINISME
Teologi feminis adalah gerakan teologi yang bersama-sama melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dalam hal keadilan sosial bagi perempuan.  Teologi feminis berusaha untuk melihat kekayaan dan keterbatasan dari Alkitab dan literatur Kristen, serta berusaha untuk memberikan perubahan pemikiran, baik di Gereja maupun dalam institusi akademis.  Ide pokok dalam teologi feminis adalah keberatan terhadap tradisi kekristenan tentang hubungan antara perempuan dengan keilahian.  Teolog-teolog feminis berpendapat bahwa perempuan dapat menggambarkan Allah, baik secara penuh maupun terbatas, sama seperti Allah yang digambarkan melalui laki-laki.
Sejarah feminisme dapat dilihat sebagai berikut:
  • Setelah Revolusi Amerika 1776 dan Revolusi Prancis pada 1792 berkembang pemikiran bahwa posisi perempuan kurang beruntung daripada laki-laki dalam realitas sosialnya. Ketika itu, perempuan, baik dari kalangan atas, menengah ataupun bawah, tidak memiliki hak-hak seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, berpolitik, hak atas milik dan pekerjaan.  Oleh karena itulah, kedudukan perempuan tidaklah sama dengan laki-laki dihadapan hukum.  Pada 1785 perkumpulan masyarakat ilmiah untuk perempuan pertama kali didirikan di Middelburg, sebuah kota di selatan Belanda.
  • Kata feminisme dicetuskan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis, Charles Fourier pada tahun 1837.  Pergerakan yang berpusat di Eropa ini berpindah ke Amerika dan berkembang pesat sejak publikasi John Stuart Mill, "Perempuan sebagai Subyek" ( The Subjection of Women) pada tahun (1869).  Perjuangan mereka menandai kelahiran feminisme Gelombang Pertama.
  • Pada awalnya gerakan ditujukan untuk mengakhiri masa-masa pemasungan terhadap kebebasan perempuan.  Secara umum kaum perempuan (feminin) merasa dirugikan dalam semua bidang dan dinomor duakan oleh kaum laki-laki (maskulin) dalam bidang sosial, pekerjaan, pendidikan, dan politik khususnya - terutama dalam masyarakat yang bersifat patriarki.  Dalam masyarakat tradisional yang berorientasi Agraris, kaum laki-laki cenderung ditempatkan di depan, di luar rumah, sementara kaum perempuan di dalam rumah.  Situasi ini mulai mengalami perubahan ketika datangnya era Liberalisme di Eropa dan terjadinya Revolusi Perancis di abad ke-XVIII yang merambah ke Amerika Serikat dan ke seluruh dunia.
  • Adanya fundamentalisme agama yang melakukan opresi terhadap kaum perempuan memperburuk situasi.  Di lingkungan agama Kristen terjadi praktik-praktik dan kotbah-kotbah yang menunjang hal ini ditilik dari banyaknya gereja menolak adanya pendeta perempuan, dan beberapa jabatan "tua" hanya dapat dijabat oleh pria.
  • Pergerakan di Eropa untuk "menaikkan derajat kaum perempuan" disusul oleh Amerika Serikat saat terjadi revolusi sosial dan politik.  Pada tahun 1792 Mary Wollstonecraft membuat karya tulis berjudul "Mempertahankan Hak-hak Wanita" (Vindication of the Right of Woman) yang berisi prinsip-prinsip feminisme dasar yang digunakan dikemudian hari.
  • Pada tahun-tahun 1830-1840 sejalan terhadap pemberantasan praktik perbudakan, hak-hak kaum prempuan mulai diperhatikan dengan adanya perbaikan dalam jam kerja dan gaji perempuan , diberi kesempatan ikut dalam pendidikan, serta hak pilih.
  • Menjelang abad 19 feminisme lahir menjadi gerakan yang cukup mendapatkan perhatian dari para perempuan kulit putih di Eropa.  Perempuan di negara-negara penjajah Eropa memperjuangkan apa yang mereka sebut sebagai keterikatan (perempuan) universal (universal sisterhood).
  • Pada tahun 1960 munculnya negara-negara baru, menjadi awal bagi perempuan mendapatkan hak pilih dan selanjutnya ikut ranah politik kenegaraan dengan diikutsertakannya perempuan dalam hak suara parlemen.  Gelombang kedua ini dipelopori oleh para feminis Perancis seperti Helene Cixous (seorang Yahudi kelahiran Aljazair yang kemudian menetap di Perancis) dan Julia Kristeva (seorang Bulgaria yang kemudian menetap di Perancis) bersamaan dengan kelahiran dekonstruksionis, Derrida. Dalam the Laugh of the Medusa, Cixous mengkritik logosentrisme yang banyak didominasi oleh nilai-nilai maskulin.  
  • Banyak feminis-individualis kulit putih, meskipun tidak semua, mengarahkan obyek penelitiannya pada perempuan-perempuan dunia ketiga seperti Afrika, Asia dan Amerika Selatan.

Pandangan yang merendahkan wanita bukan hanya terdapat di luar kekristenan, di dalam kekristenan pun hal ini menonjol.  Tragisnya seringkali wanita dianggap sama dengan benda, binatang, budak.  Wanita dianggap sebagai harta milik, objek, polusi yang membahayakan, dan yang paling keras adalah wanita dinilai tidak mampu menjadi gambar Allah.  Dengan demikian, wanita dilarang menjadi pemimpin, pengkhotbah, atau pengajar dalam ibadah maupun pelayanan gereja.
Salah satu yang menonjol dalam teologi feminisme adalah teologi feminisme liberal. Teologi feminis liberal ini dipelopori oleh beberapa orang antara lain Rosemary Ruether, Letty M., dan Elizabeth S.F.   Apa yang disebut sebagai Feminisme Liberal ialah terdapat pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual.  Aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik.  Setiap manusia demikian menurut mereka- punya kapasitas untuk berpikir dan bertindak secara rasional, begitu pula pada perempuan.  Akar ketertindasan dan keterbelakangan pada perempuan ialah karena disebabkan oleh kesalahan perempuan itu sendiri. Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing di dunia dalam kerangka "persaingan bebas" dan punya kedudukan setara dengan lelaki.
Feminis Liberal memiliki pandangan mengenai negara sebagai penguasa yang tidak memihak antara kepentingan kelompok yang berbeda yang berasal dari teori pluralisme negara. Mereka menyadari bahwa negara itu didominasi oleh kaum Pria, yang terefleksikan menjadi kepentingan yang bersifat “maskulin”, tetapi mereka juga menganggap bahwa negara dapat didominasi kuat oleh kepentingan dan pengaruh kaum pria tadi.  Singkatnya, negara adalah cerminan dari kelompok kepentingan yang memang memiliki kendali atas negara tersebut. Untuk kebanyakan kaum Liberal Feminis, perempuan cendrung berada “di dalam” negara hanya sebatas warga negara bukannya sebagai pembuat kebijakan.  Sehingga dalam hal ini ada ketidaksetaraan perempuan dalam politik atau bernegara.  Juga dalam perkembangan berikutnya, pandangan dari kaum Feminist Liberal mengenai “kesetaraan” setidaknya memiliki pengaruhnya tersendiri terhadap perkembangan “pengaruh dan kesetaraan perempuan untuk melakukan kegiatan politik seperti membuat kebijakan di sebuah negara”.
Tokoh aliran ini adalah Naomi Wolf, sebagai "Feminisme Kekuatan" yang merupakan solusi.  Kini perempuan telah mempunyai kekuatan dari segi pendidikan dan pendapatan, dan perempuan harus terus menuntut persamaan haknya serta saatnya kini perempuan bebas berkehendak tanpa tergantung pada lelaki.
Feminisme liberal mengusahakan untuk menyadarkan wanita bahwa mereka adalah golongan tertindas.  Pekerjaan yang dilakukan wanita di sektor domestik dikampanyekan sebagai hal yang tidak produktif dan menempatkan wanita pada posisi sub-ordinat.  Budaya masyarakat Amerika yang materialistis, mengukur segala sesuatu dari materi, dan individualis sangat mendukung keberhasilan feminisme.  Wanita-wanita tergiring keluar rumah, berkarier dengan bebas dan tidak tergantung lagi pada pria.
Akar teori ini bertumpu pada kebebasan dan kesetaraaan rasionalitas.  Perempuan adalah makhluk rasional, kemampuannya sama dengan laki-laki, sehingga harus diberi hak yang sama juga dengan laki-laki.  Permasalahannya terletak pada produk kebijakan negara yang bias gender.   Oleh karena itu, pada abad 18 sering muncul tuntutan agar prempuan mendapat pendidikan yang sama, di abad 19 banyak upaya memperjuangkan kesempatan hak sipil dan ekonomi bagi perempuan, dan di abad 20 organisasi-organisasi perempuan mulai dibentuk untuk menentang diskriminasi seksual di bidang politik, sosial, ekonomi, maupun personal.  Dalam konteks Indonesia, reformasi hukum yang berprerspektif keadilan melalui desakan 30% kuota bagi perempuan dalam parlemen adalah kontribusi dari pengalaman feminis liberal.

TANGGAPAN
Setelah mempelajari teologi feminis, ada berapa hal yang penulis dapatkan adalah bahwa wanita setara dengan kaum pria.  Meskipun kekuatannya terletak berbeda namun perempuan juga dapat melakukan apa yang dapat dilakukan oleh laki-laki.  Dengan demikian teologi feminis memperjuangkan hak-hak perempuan sama dengan laki-laki.  Dan hal ini dipandang sangat baik oleh kaum perempuan.
Tanggapan positif: secara umum gerakan feminisme ini memiliki dampak yang kuat bagi kaum wanita untuk dapat berkarya dan membenahi diri, menyalurkan potensi, serta memaksimalkan dedikasi bekerja seperti halnya juga laki-laki.  Perempuan mendapat kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk terlibat dalam pemerintahan dan menjabat tugas tertentu.  Hal ini menyadarkan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki baik dalam memimpin, mengajar atau pun bekerja.  Teologi feminis ini menyadarkan manusia tentang kasih Allah yang tidak pilih kasih dan tidak melihat rupa.  Allah menyelamatkan dunia, bukan hanya laki-laki saja tetapi semua gendre, terdiri dari laki-laki dan  perempuan.  Sehingga wanita tidak boleh direndahkan apalagi dipandang sebagai harta milik atau objek seks.  Ketika Tuhan merencanakan keselamatan, Tuhan merencanakannya untuk semua manusia.  Bahkan Tuhan memakai rahim Maria untuk mengandung bayi Yesus.
Tanggapan negatif: gerakan feminisme ini membuat kaum perempuan seolah-olah menyangkali kodratnya sebagai seorang wanita yang diberi tugas oleh Allah untuk mengurus rumah tangga dan mengajar anak-anak.  Wanita cenderung menguasai laki-laki.  Pada teologi feminis liberal, wanita terseret dalam persaingan dengan laki-laki dalam dunia karir.  Wanita yang berkarir tidak dapat maksimal untuk mengurus rumah tangga.  Hal ini mengakibatkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga.  Anak-anak tidak dapat merasakan kasih sayang sepenuhnya dari orangtua, dengan demikian sangat rawan terjadi bagi anak hal-hal yang tidak diinginkan.  Wanita boleh berkarir tetapi jangan salah motivasi.  Jika motivasinya bersaing dan menginginkan materi secara berlebihan itu hanya mengakibatkan dosa.  Selain itu, wanita yang berkarir juga harus dapat membagi waktunya untuk mengurus keluarga, suami dan anak-anak serta mendidik anak-anak melakukan hal yang baik.
Sumber: ol.www.wikipdeia dan bahan dari dosen Pengasuh Mata Kuliah Teologi Kontemporer.
  1. Rosemarie Tong. 1997. Feminist Thought : A Comprehensive Introduction. USA : Westview Press
  2. Rosemarie.1997.Feminist Thought : A Comprehensive Introduction.USA:Westview Press
  3. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Tong
  4. Hay, Colin et all (eds). The State : Theories and Issues (Palgrave, 2006)



PAK DAN REMAJA

BAB I
PAK DAN REMAJA
Pendidikan Agama Kristen disingkat PAK merupakan sebuah kegiatan belajar-mengajar dengan fokus ajaran adalah penganalan akan Tuhan yang didapat melalui pelajaran Alkitab.  Aktivitas PAK hanya terjadi antara manusia dan mencakup jangkauan yang sangat luas.
                                                                                                                                                                 a.       Pengertian PAK
Sebelum menggali telalu dalam mengenai peranan PAK dalam mengatsi kenakalan remaja, perlu mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan PAK.  Banyak orang mendefenisikan PAK menurut konsepnya masing-masing ada yang mengatakan bahwa PAK itu hanya di sekolah atau hanya di gereja.  Tetapi sebenarnya ketika seseorang dilahirkan dalam keluarga Kristen, apabila ia diajarkan tentang Tuhan dan hal-hal yang baik kegiatan itu pun sudah menyangkut PAK.  Gereja, sekolah, dan orangtua dapat mengambil alih peranan PAK.  Tidak selalu di sekolah atau di gereja manusia mengenal Tuhan.  “Gereja sendiri tentu juga menjadi obyek PAK.  Salah satu tujuannya yang penting ialah untuk mendidik anak-anak, orang-orang muda, dan orang-orang dewasa pun supaya menjadi anggota gereja yang rajin dan setia”[1]
Para ahli mendefinisikan PAK ke dalam berbagai pengertian antara lain adalah Hieronimus (345-420) mengatakan bahwa PAK adalah pendidikan yang bertujuan mendidik jiwa sehingga menjadi bait Tuhan, hal ini sesuai dengan Mat. 5:18.  Demikian juga C.L.J Sherryl 1892-1957) ia mengatakan bahwa “PAK adalah pendidikan yang bertujuan memperkenlkan Alkitab kepada pelajar sehingga mereka siap menjawab dan menjumpai Allah.”[2]
Pengajar merupakan suatu usaha yang ditujukan kepada pribadi tiap-tiap pelajar.  Meskipun pengajaran dilakukan secara serempak namun maksudnya ialah supaya masing-masing pelajar akan merespon pengajaran itu secara pribadi.  Yang menjadi pusat pengajaran PAK adalah Tuhan Yesus yang telah menyelamatkan umat manusia dari dosa.  Inilah kerinduan guru PAK yang telah insaf akan tujuan PAK yang sebenarnya yaitu menanam dan memelihara bibit iman dalam hati anak didiknya sehingga dapat hidup dan berbuah dalam Tuhan.
                                                                                                                                                            b.       Pengertian  Remaja
Masa remaja adalah masa transisi dari usia kanak-kanak menuju kedewasaan.  Fase ini merupakan fase yang rawan sekali dimana remaja mudah terpengaruh dalam hal-hal yang tidak bermoral.  Masa remaja dikenal juga sebagai masa pubertas yang mana seseorang mengalami perubahan dalam dirinya baik secara fisik maupun perubahan-perubahan yang lain.[3]
Ada banyak perubahan dalam diri remaja secara fisik yang juga akan mempengaruhi tingkah lakunya, seperti perubahan fungsi dan bentuk organ-organ tubuh dan juga pola pikir serta perasaan.  Tidak mengherankan kalau seringkali remaja mengalami depresi berat karena perubahan yang terjadi dalam dirinya.  Seiring dengan pertumbuhannya kelenjar-kelenjar dalam tubuhnya mulai aktif mensekresikan hormon-hormon, sebagai akibatnya remaja mulai penasaran akan seks dan merasa membutuhkannya.  Apabila hal ini tidak diarahkan maka itu akan berakibat fatal bagi remaja.  Nuhamara mengatakan bahwa “Masa remaja adalah masa dimana seseorang membuat kenangan.  Suatu masa dimana seorang individu mencari identitas khusus”[4]
Secara kognitif mereka mengalami perkembangan.  Hal-hal yang pernah diajarkan hanya diterima apabila masuk akal.  Tetapi mereka juga terbuka terhadap ide-ide atau bimbingan apabila itu bisa membuat mereka merasa diresponi dan kebutuhan mereka dipenuhi.  Remaja pada dasarnya tidak lagi percaya terhadap mitos atau dongeng yang pernah diajarkan orangtua pada masa kecil tetapi mereka cenderung mempertanyakan hal-hal yang dirasa aneh.  Pengajaran yang diberikan tidak diterima begitu saja, mereka bersifat kritis terhadap apa yang mereka hadapi.
Penerimaan mereka terhadap orang lain juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang tersebut merseponi mereka sehingga mereka memfigurkan orang tersebut.




BAB II
PERANAN PAK DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA
Berbagai usaha yang dilakukan terasa sia-sia apabila tidak disertai campur tangan Tuhan.  Banyak psikiater dan ahli mencoba untuk mencarikan solusi yang dapat mengurangi atau mencegah dan menanggulangi kenakalan remaja, tetapi hal itu tidak dapat menjawab masalah yang dihadapi.  Secara nyata hanyalah ajaran Tuhan yang mampu untuk melindungi anak-anak-Nya dari bahaya dunia ini berupa dosa.  Roh Kudus akan bekerja untuk mencelikkan mata hati setiap manusia, tak peduli dari usia mana pun itu.  Inilah peranan PAK untuk memperkenalkan kuasa Tuhan ini dalam kehidupan para remaja sebelum mereka terlanjur jatuh dalam hal-hal yang dibenci oleh Tuhan.
                                                                                                                                                  a.    Konsep Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja berdasarkan yang terjadi di lingkungan hidup masyarakat saat ini meliputi segala jenis tindakan atau tingkah laku remaja yang cenderung mengakibatkan dampak nagatif terhadap diri, masa depan, atau cita-cita remaja bahkan juga mempengaruhi kondisi keluarga.  Seperti yang sudah-sudah terjadi kenakalan remaja ini seperti keterlibatan dalam penggunaan obat-obat terlarang, minuman keras, pergaulan bebas, dan bahkan free sex.  Kesemua ini merupakan akar kejahatan yang menjerumuskan remaja ke dalam kehancuran.
Kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun dari luar dirinya.  Faktor dari dalam misalnya pola pikirnya yang cenderung negatif terhadap dirinya sendiri (tidak dapat menerima dirinya), perceraian orangtua dan masalah lain dalam keluarga, atau pun kurang kasih sayang dalam keluarga.  Oleh karena berbagai masalah itu remaja memutuskan untuk melakukan suatu hal yang dianggapnya dapat melepaskan dia dari masalah.  Ia bisa saja melakukannya dengan mencari hiburan atau hal-hal yang menyenangkan hati.  Bukan hanya itu saja, lingkungan juga dapat menjadi salah satu faktor seperti perkembangan IPTEK yang begitu pesat, aliran informasi yang begitu deras sehingga membuta batas-batas Negara menjadi kabur sehingga budaya dari Negara yang satu mudah sekali masuk ke Negara yang lain.
Kenakalan remaja seringkali hanyalah sebuah keputusan yang diambil karena desakkan masalah atau lingkungan yang begitu memikat dan memaksa dia untuk harus turut ambil bagian dalamnya.  Pada dasarnya remaja lebih cenderung menginginkan kegiatan-kegiatan yang mengundang kegairahan hidup karena kegiatan itu menyenangkan.  Mental remaja belum cukup kuat untuk menanggung masa sehingga ia harus mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal yang dapat membuat ia lupa akan masalahnya dan bahagia walaupun itu hanya sementara.  Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Kristianto dalam bukunya Prisnsip dan Praktik PAK, “Kegairahan hidup muncul dari berbagai hal sepertimengambil resiko, terlibat dalam petualangan, dan mencari kesenangan.”[5]

                                                                                                               b.    Peran PAK Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja
Guru PAK dan pelayan-pelayan Tuhan di gereja menjadi alat untuk membawa remaja kepada Tuhan melalui pengajaran.  Firman Tuhan adalah buku yang penuh otoritas dan pengajaran yang tidak mungkin salah.  Setidaknya ada tiga jenis peran PAK dalam mengatasi kenakalan remaja yaitu membekali remaja, membantu remaja mengidentifikasi masalahnya, dan menanamkan iman melalui benih firman Tuhan.
a.1.      Membekali Remaja
Lingkungan merupakan wadah di mana remaja dibentuk menjadi satu pribadi seperti kelak ketika ia dewasa.  Lingkungan yang baik membuat pertumbuhan remaja baik tetapi lingkungan yang buruk membentuk dia menjadi seorang yang tidak berkenan.  Kecuali ia sendiri bertobat, tak ada yang dapat mengubahkan dia.  Kalau remaja hidup di kota metropolitan yang pada dasarnya biasa bergaul bebas maka remaja dengan mudah menyerapnya.
Sebagaimana firman Tuhan adalah berfungsi sebagai pagar dan cermin, ia dapat menjadi pedoman atau acuan sekaligus sebagai tolak ukur atau penilai hidup manusia di segala jenjang usia termasuk remaja.  Seperti yang dikatakan dalam Mazmur 119:9 “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.” Dan II Timotius 3:16 mengatakan bahwa, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mangajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”  Kedua ayat ini mendukung bahwa firman Tuhan sangat bereperan penting untuk menjaga perilaku manusia tetap dalam jalur yang ditetapkan Allah.  Apabila remaja telah dibekali pengajaran firman Tuhan maka tentu mereka akan merasa ditegur setiap kali melakukan hal yang keji di mata Tuhan.
b.1.      Membantu Remaja Mengidentifikasi Masalahnya
Penerimaan terhadap diri sendiri, keluarga, teman, orangtua dan saudara meruapak sebuah masalah besar bagi remaja.  Dalam kelompok remaja selalu merasa ada yang tidak cocok satu dengan yang lain.  Ada juga yang mengalami kesulitan utnk berteman dan memperoleh penerimaan dari orang-orang lain dalam kelompok.  Alasan penolakkan dapat bermacam-macam, mungkin penampilan, kepribadian, latar belakang keluarga, sosial-ekonomi, kemampuan, minat, atau mungkin ia anak baru dalam kelompok itu.  penolakan ini dapat dibarengi dengan perlakuan kasar.
Permasalahan di atas merupakan sebagian besar masalah yang dihadap remaja.  Oleh karena itu, ia membutuhkan pertolongan agar untuk mengidentifikasikan masalahnya dengan benar.  “Tugas pemimpin remaja adalah memperhatikan seandainya ada di antara anggota remaja merasa tertolak dan berusaha memberi pengertian bahwa tidak semua orang menolaknya”[6]





BAB III
KESIMPULAN
Manfaat PAK bagi remaja sangat penting untuk menjaga perilaku remaja agar terhindar dari masalah yang pada umumnya dihadapi oleh anak remaja yang tidak mengenal Tuhan.  Tetapi anak remaja yang telah dibimbing secara baik tidak akan mudah terpengaruh dalam hal-hal yang tidak senonoh itu.
Usaha guru dalam menyesuaikan PAK dengan kebutuhan remaja sebagai peserta didik menjadi salah satu factor yang menentukan masa depan remaja, dimana remaja harus memilih berbuat baik atau jahat telah mulai terpikir olehnya.  Dampak dari pengajaran yang tidak benar akan menghasilkan anak didik yang tidak benar juga.  Sehingga dalam hal ini perlu ada kerjasama antara orangtua dengan pelaksana PAK di sekolah atau di gereja.
PAK tidak hanya pengalaman mengajar dari seorang guru atau sebatas kurikulum yang telah ditetapkan.  Lebih daripada itu ada hal-hal yang harus dikembangkan agar PAK benar-benar menjalankan fungsinya sebagai sebuah sarana Allah mendidik para remaja melalui firman-Nya.
Oleh karena itu diperlukan penafsiran yang tepat dalam menyampaikan firman Tuhan supaya anak-anak didik tidak sesat oleh penafsiran yang salah.  Seorang guru terus membekali diri dan mengahapi setiap aneka ragam masalah yang dihadap dalam pelayanan terlebih khusus terhadap peserta didik.  Dengan ini akan mudah menghadapi masalah remaja yang selama ini ditakuti oleh setiap orangtua.



[1] E.G. Homrighausen dan I.H. Enklar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), hlm. 23.
[2] Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Pratek Pendidikan Agam Kristen, (Yogyakarta: yayasan ANDI, 2006), hlm. 2-3.
[3] Daniel Nuhamara, PAK Remaja, (Bandung: Jurnal Info Media, 2008), hlm. 10.
[4] Enklar, Ibid, hlm.10-15.
[5] Kristianto, Ibid., hlm. 95.
[6] Nuhamara, hlm. 57.

MUSIK GEREJA

PENDAHULUAN
Ada tiga hal yang mempengaruhi dunia pada saat ini yaitu musik, ideology, dan IPTEK.  Ketiga hal ini berperan dari waktu ke waktu bagi kehidupan manusia.  Musik gereja juga merupakan bagian yang sangat penting dan mempengaruhi kehidupan manusia.  Bukan saja pada jaman modern ini, melainkan jauh sebelum generasi ini telah dikenal musik dalam ibadah kepada Tuhan.  Banyak orang yang tidak mendukung adanya musik dalam gereja.  Dengan demikian perlu digali lebih dasar tentang pemahaman akan musik gereja.  Makalah singkat ini berjudul “PENTINGNYA MUSIK GEREJA DALAM IBADAH”.  Berikut ini penulis akan menjelaskan tentang peranan musik dalam pertumbuhan iman dan kehidupan orang Kristen.
BAB I
MENGENAL MUSIK GEREJA
Pengenalan tentang musik gereja yang sebenarnya dapat menolong orang-orang Kristen untuk menerima musik gereja sebagai bagian dari ibadah yang sejati serta meluruskan pandangan yang salah tentang musik gereja.
a.    Pengertian Musik Gereja
Musik berasal dari kata “Muse” yang diambil dari nama dewi bangsa Yunani yang menguasai kesenian terutama yang dikenal dengan ilmu atau seni dalam menyusun nada-nada atau bunyi secara teratur.  Musik gereja merupakan suatu seni yang mengandung pesan friman Tuhan di dalamnya sehingga dapat mempengaruhi perilaku, pola pikir, dan cara hidup manusia, lebih-lebih hubungannya kepada Tuhan.  Inilah yang membedakan musik gereja dengan musik dunia, bahwa musik gereja membawa pesan firman Allah dan bertujuan memuliakan Allah.[1]
Musik merupakan salah satu sarana untuk mengekspresikan perasaan manusia yang lahir dari kebutuhan manusia itu sendiri.  Musik yang dimaksud di sini bukan hanya nyanyian, tetapi mencakup semua unsur yang terkandung di dalamnya.  “Musik gereja secara khusus merupakan sebuah ruang kesaksian iman,, tentang apa yang telah Allah lakukan dan apa yang Allah kehendaki.”[2]
b.    Tujuan Musik Gereja
Musik gereja bukanlah suatu hal yang baru.  Mengenai musik yang digunakan dalam ibadah, dapat dikatakan sepanjang sejarah kehidupan manusia bahkan sampai pada kekekalan.  Orang-orang Perjanjian Lama bernyanyi dan memainkan alat musik sebagai ucapan syukur dan bahkan untuk mengundang hadirat Allah turun atas mereka.  Demikian juga dalam Perjanjian Baru, semakin berkembang hingga sekarang ini.  Semua perkembangan ini dilatarbelakangi oleh kerinduan manusia untuk bersekutu dengan Allah melalui lagu dan pujian penyembahan.
Tujuan musik gereja adalah untuk memberitakan Firman Tuhan dan memuliakan Allah.  Kehadiran musik gereja diharapkan dapat menolong umat Allah mengalami perjumpaan dengan Tuhan.  Sehingga perlu mengetahui kepada siapa musik gereja ini ditujukan.  Musik ditujukan untuk hormat dan kemuliaan Allah tanpa bermaksud mencari popularitas diri para pelayan musik.
BAB II
PENTINGNYA MUSIK GEREJA DALAM IBADAH
Musik menempati posisi yang sangat strategi dalam menciptakan suasana hati dan ibadah yang focus kepada Tuhan.  Sudah banyak bukti tentang pengaruh musik dalam kehidupan manusia. 
a.    Membantu Seseorang Mengalami Perjumpaan Dengan Tuhan
Sudah banyak buktinya bahwa pengetahuan dan perasaan manusia tidak selalu berjalan seimbang.  Walaupun secara pikiran, seseorang dapat mengetahui Allah, tetapi kalau ia tidak mengalaminya dalam hati, maka semuanya akan sia-sia.  Musik sangat menyentuh perasaan manusia.  Dengan adanya musik gereja, orang-orang percaya dapat tersentuh dengan pujian maupun segala macam yang berhubungan dengan musik.  Banyak kesaksian orang yang mengalami pertobatan karena mendengar lagu rohani.
Musik gereja bukan hanya sekedar memberi hiburan bagi para pendegar melainkan sebagai sesuatu alat yang memampukan umat untuk dapat bernyanyi.  “Dengan prinsip ini, kita melihat bahwa segala sesuatu yang bersangkutan dengan musik gereja mempunyai peran dan fungsi hakiki sebagai pemampu yang memampukan umat/jemaat untuk bernyanyi”[3]  Pernyataan ini bermaksud bahwa musik gereja juga memiliki peranan dalam membawa jemaat lebih serius beribadah.  Ibadah tidak selalu dalam ruang gereja, tetapi di segala tempat dan di setiap nafas hidup manusia.
b.    Membedakan Gereja Dengan Organisasi Dunia
Gereja merupakan kumpulan orang-orang percaya kepada Yesus.  Kadang-kadang sulit untuk membedakan antara gereja dengan instansi dunia.  Banyak orang yang menjadikan gereja sebagai gedung teater tempat pertunjukkan.  Tetapi, dengan adanya musik gereja, orang dapat membedakannya.  Musik gereja merupakan ciri khas dari gereja sendiri.
Musik juga dapat memberi terobosan baru yang mungkin saja tidak dapat tercapai dengan pelayanan yang lain.  Musik gereja dapat membuat orang menjadi sedih, gembira, dan bahkan menyesali dirinya.  Tetapi musik gereja adalah membuat orang bertobat, sadar akan ketergantungan pada Allah dan bahkan mendatangkan sukacita dan damai sejahtera dalam hati walaupun menghadapi masalah besar.
KESIMPULAN
Melalui Mata Kuliah musik gereja ini, penulis baru menyadari betapa pentingnya musik dalam gereja.  Musik merupakan bagian dari kehidupan ibadah orang Kristen.  Sehingga musik tidak dapat dihapuskan dari rangkaian ibadah orang Kristen.  Apabila ada kesalahpahaman selama ini mengenai musik gereja, hendaknya dapat disadari.  Musik bukanlah hanya sekedar musik, nilai yang terkandung di dalamnya yang membuat musik itu menjadi lebih penting.
Makalah singkat ini kiranya dapat menjadi berkat bagi kehidupan orang percaya bahwa musik memegang peranan besar dalam ibadah.  Bukan saja karena musik itu indah tetapi karena musik membawa pesan firman Tuhan.



[1] Nixon Siathen, Hand Out Mata Kuliah Musik Gereja, (TNK: TNP, 2008), hlm.1
[2] OL, The Musician’s Club, 11 Feb. 2010
[3] Ol., Andreas Christandey,  Pentingnya Musik Di Gereja, Gloria Grafa, 7 Des. 2009.

IPTEK VERSUS IMAN KRISTEN?

HUBUNGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI TERHADAP IMAN KRISTEN



 








MAKALAH







Ditulis untuk memenuhi syarat menyelesaikan

Mata Kuliah

IPTEK DAN TEOLOGIA






                                                                                      
Disusun Oleh:

ERIYANI MENDROFA

NIM: 708006.S1


SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA KANAAN NUSANTARA

UNGARAN

 2012




PENDAHULUAN
Dahulu orang mendapatkan air dengan cara menimba air di sumur sekarang orang-orang sudah menggunakan pompa air untuk mendapatkan air dari sumur.   Dulu orang jika berpergian dari satu tempat ke tempat lain dengan jalan kaki, sekarang orang berpergian dengan menggunakan mobil, kereta, pesawat, dan lain-lainnya.
Dari contoh diatas, pada era globalisasi ini manusia tidak akan pernah luput yang namanya IPTEK yang mempunyai kepanjangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Teknologi selalu disangkut pautkan dengan alat-alat canggih dan modern, sedangkan ilmu pengetahuan disangkut-pautkan dengan pelajaran yang kita terima di sekolah atau kuliah.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi orang-orang semakin meninggalkan iman mereka. Mereka selalu bergantung pada IPTEK dan mulai melupakan Tuhan mereka.  Lalu bagaimana dengan iman Kristen dalam menghadapi kemajuan dunia dalam era globalisasi yang serba IPTEK ini?  Makalah ini akan menjelaskan bagaimana cara menjembatani Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap Teologi.  Dalam gereja banyak orang Kristen yang menganggap IPTEK sebagai hal yang tabu, contohnya kaum fundamental.  Tetapi sebenarnya tidaklah seekstrim itu.  Tuhan menghendaki agar manusia terbuka terhadap IPTEK dan mengembangkannya. 
Tugas manusia adalah menguasai alam ini.  Untuk menguasai alam diperlukan Ilmu pengetahuan dan Teknologi.  Sikap orang Kristen untuk menghadapi IPTEK hendaklah positif dan profesional.  Dengan lahirnya para ilmuwan yang juga orang beriman pada Yesus, dipercaya dapat mengurangi konflik antara pengetahuan dengan iman Kristen.  Pada dasarnya iman Kristen yang didasarkan pada doktrin dan teologi tidaklah bertentangan dengan Firman Tuhan apabila dilihat kembali bagaimana Allah menciptakan IPTEK sejak awal manusia ada di dunia ini.
BAB I
IPTEK DALAM FIRMAN TUHAN
Penggunaan IPTEK sudah ada sejak zaman dahulu, sejak manusia diciptakan oleh Alah sudah ada IPTEK.  Ilmu pengetahuan berasal dari Tuhan yaitu melalui Firman Allah. Teknologi juga berasal dari Tuhan yang kemudian dikembangkan melalui manusia.  Tuhan tidak menentang teknologi dan pengetahuan bahkan Allah memerintahkan manusia untuk mengembangkannya.
a.       Pengertian IPTEK
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yang dimaksud dengan atau pengertian tentang ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku sistem. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu.  
Teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekne, yang berarti pekerjaan, dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai cabang industri. Berikut ini definisi teknologi menurut para ahli:
a)      Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia
b)      Menurut Mardikanto (1993), teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. 
c)      Wikipedia.org mendefenisikan teknologi merupakan perkembangan suatu media / alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah.
Kesimpulannya, ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumus-rumus yang tetap, dan teknologi merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai saling mempunyai hubungan. Jika tidak ada ilmu pengetahuan, teknologi tidak akan ada.[1]
b.      Sumber IPTEK adalah Allah
Allah memprakarsai IPTEK bagi umat manusia.  Beberapa kali Alkitab mencatat bagaimana Allah mengajarkan IPTEK kepada manusia dalam kehidupan mereka.  Pengaruh kekristenan yang mendorong lahirnya IPTEK merupakan cermin sikap kristiani yang bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan Allah kepada manusia sebagaimana tertulis dalam Kejadian 1:28:
“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak: penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”.”
Dari Kejadian 1:28 yang mendasari lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi.  Mandat Allah yang pertama untuk beranakcucu dan bertambah banyak manusia di bumi, dan berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung, dan segala binatang, dari ayat tersebut yang melahirkan di pikiran manusia bagaimana mereka dapat menguasai bumi sesuai dengan kehendak Allah.  Hal ini terbukti pada zaman Kain dan Habel yang sudah mulai menguasai peternakan dan pertanian walaupun pada saat itu masih dengan cara yang sederhana.


Berikut ini perwujudan IPTEK dalam sejarah manusia di Alkitab:
  1. Dalam sejarah air bah, Allah memerintahkan Nuh membuat  kapal untuk  menyelamatkan ia dan keluarganya dari kebinasaan akibat air bah.  Dimensi ruang, cara pembuatan, kapal ataupun bahan telah ditentukan oleh Allah (Kejadian 6:14-15). 
  2. Ketika Musa diperintahkan untuk membuat Kemah Suci (Keluaran 25:9), Allah sendiri telah menjadi arsitek yang merencanakan ruang-ruang, dimensi dan bahan untuk kemah suci tersebut (Keluaran 25:1-27:21).  Kemudian kemuliaan Allah memenuhi Kemah Suci tersebut (Keluaran 40:35).
  3. Tentang Bait Suci dan istana yang dibangun oleh Salomo (1 Raja-Raja 7-8). 
Allah adalah sumber segala hikmat.  Dalam kemahatahuan Allah, Ia menciptakan manusia dengan akal dan pikiran.  Allah yang adalah Maha Kuasa dan Maha Tahu tidak mungkin menciptakan IPTEK jika itu akan bertentangan dengan keilahian dan eksistensi Allah.  Iman dan IPTEK tidak bertentangan.  Iman merupakan dimensi rohani yang tidak dapat diukur semata-mata dengan logika.  Sedangkan IPTEK adalah gabungandari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.  Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku sistem.  Sedangkan teknologi, berasal dari dua kata Yunani tekhne (=pekerjaan) dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai cabang industri. Dari pengertian ini bisa dilihat bahwa ilmu pengetahuan cenderung berpijak pada teori, sedangkan teknologi merupakan suatu ilmu terapan.  Namun jika diselidiki dengan seksama maka akan menemukan adanya kesamaan, yaitu keduanya bersangkut-paut dengan ide manusia dan berobjek pada alam semesta.

Ada sebagian dalam Alkitab yang seolah-olah tidak sesuai dengan fakta empiris padahal sebenarnya tidak demikian.  Sebagai contoh adalah Alkitab mencatat bahwa bumi berbentuk datar (ada ujungnya).  Hal ini adalah bahasa yang dipakai Allah untuk menjelaskan kepada manusia sesuai dengan kapasitas manusia pada saat itu yang belum mengetahui tentang Ilmu Geografi atau Ilmu Pengetahuan Alam.  Contoh lain adalah pernyataan Yesus yang menyatakan lebih mudah seekor unta melalui lobang jarum dari pada orang kaya masuk sorga.  Banyak orang beranggapan bahwa “unta masuk lobang jarum adalah kebohongan”, ada juga yang mengatakan bahwa itu hanyalah ilustrasi.  Tetapi sebenarnya lobang jarum yang dimaksud adalah pintu alternatif bagi orang yang membawa unta setelah pintu gerbang yang lebar ditutup.  Pintu itu tidak terlalu tinggi, sehingga agak sukar untuk memasukkan unta melalui pintu itu.
Pada Zaman rasionalisme ini, ratio menjadi tolak ukur secara mutlak atas kehidupan manusia.  Secara terbuka terlihat perseteruan antara iman dan akal budi.  Zaman ini juga dikenal sebagai zaman kebangkitan Ilmu Pengetahuan Alam.  Tetapi, beberapa tokoh yang ada pada zaman ini, G.W. Leibniz (1646-1716) penemu infinitisimal Calculus bersama dengan Isaac Newton (1642-1727), Blaise Pascal (1523-1662) seorang ahli matematika, menyadari bahwa kebenaran kristen lebih dalam daripada argumen-argumen logika manusia.  [2]
Auguste Comte (1798-1857) membagi perkembangan teologis manusia dalam tiga tahapan yaitu teologis, metafisis, dan scientific.  Sumber IPTEK adalah Allah.  Alkitab mengatakan “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan (Amsal 1:5).  Dari ayat ini kita bisa lihat bahwa Allah  sebenarnya menghendaki manusia untuk terus mengembangkan diri, menambah ilmu dan pengertian.  Hal ini berarti bahwa manusia tidak perlu menjauhi iptek tapi justru terus mengembangkannya menjadi lebih baik lagi.[3]
c.       IPTEK untuk kemuliaan Allah
Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya untuk membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah.  Kemudian Allah memperlengkapi mereka dengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala pekerjaan untuk membuat segala rancangan tentang bait Allah.  Allah memberikan Rohnya untuk membuat mereka mampu menyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang difirmankan-Nya (ayat 31).  Melalui ayat ini diketahui bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah.  Dan semua itu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).
Iman Kristen memberikan dasar kepada manusia untuk menerima perkembangan Iptek yang ada.  Dalam Iman Kristen yang menjadi dasar iptek adalah Tuhan dan hikmat dari Tuhan menjadi pegangan bagi manusia supaya tidak jatuh dalam pencobaan karena IPTEK, seperti yang dikatakan dalam Amsal1:7.   Sehingga orang Kristen yang memiliki Iman Kristiani harus menerima kemajuan IPTEK.  Menerima dalam hal ini harus selaras dengan apa yang di firmankan Tuhan dalam Alkitab.  Karena jika menolak IPTEK, sama saja menolak firman Tuhan.  Sebab dikatakan dalam firman Tuhan,
“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu danbaiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan” (Ams 1:5)

Jadi, dalam konteks ini orang Kristen tetap menerima segala kemajuan IPTEK yang ada dengan dasar Iman Kristen, yaitu takut akan Tuhan.  Maksudnya dengan menghormati Tuhan dan taat kepada Tuhan.  Manusia memang diciptakan Tuhan dengan kemampuan untuk mengembangkan teknologi.  Dan Iman Kristen berperan sebagai penyaring mana yang baik dan buruk dalam perkembangan teknologi tersebut.  Sehingga nantinya perkembangan suatu Ilmu Pengetahuan dapat mendorong manusia juga untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan, bukan justru menjauhkan diri dari Tuhan.
Menurut Alfred North Whitehead(1861-1974), agama dan iptek merupakan dua kekuatan yang besar di dunia yang secara hebat mempengaruhi manusia.  Agama Kristen dengan ilmu pengetahuan teknologi dapat saling menopang satu sama lain, sebaliknya dapat menjadi berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan menyerang ajaran-ajaran fundamental dalam agama yang dapat menggoyahkan iman percaya Kristen.  Agama mengalami pergeseran cara pemahaman yang diakibatkan oleh ilmu pengetahuan.  Alkitab yang tidak pernah berubah, tetapi dibaca oleh orang-orang yang yang tidak sama cara pemikirannya dari zaman ke zaman. [4]
Jalan tengah antara iman Kristen dan Ilmu Pengetahuan adalah Iman tidak harus bersaing dengan penjelasan ilmu, iman bukanlah suatu teknologi supranatural, dan dibantu dengan pemikiran: bagaimana mungkin suatu ciptaan dapat mengerti akan Penciptanya (Allah) yang telah menjadikan segala sesuatunya ada sebelum manusia ada.
Melihat tinjauan Alkitab mengenai IPTEK dapat dikatakan bahwa IPTEK telah dimulai sejak awal sejarah manusia.  Manusia memiliki daya cipta IPTEK karena dia diciptakan sebagai gambar Allah dan sebagai pribadi yang berakal budi.  Allah sendiri adalah pencipta alam semesta, pendorong dan pencetus ide terhadap lahirnya IPTEK.  Harus diingat bahwa Yesus sendiri adalah tukang kayu (Mrk 5:3).  Ia adalah seorang yang mengerti pondasi dan mekanika tanah (Mat 7:24-27).  Allah tidak pernah membatasi daya cipta dan kreasi manusia akan IPTEK.  Namun perlu juga dicatat bahwa ide dan tujuan penciptaan IPTEK dan produknya oleh manusia akan dipengaruhi oleh pandangan-pandangannya terhadap Allah, manusia dan alam semesta.
BAB II
SIKAP ORANG KRISTEN TERHADAP KEMAJUAN IPTEK

Ada dua sikap orang Kristen yang tidak mencerminkan sikap yang benar adalah menolak IPTEK dengan alasan bahwa IPTEK berlawanan dengan iman atau menerima IPTEK serta mengilahkannya.  Kedua hal ini tidak benar menurut ajaran firman Tuhan. 
  1. Amsal 1 : 5
`“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu danbaiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan.”
 Dari ayat tersebut, jelas bahwa Tuhan memerintahkan bagi manusia untuk senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada dalam dirinya dan terus mencari suatu bahan pertimbangan, agar manusia menjadi bijak dan berpengertian. Ilmu dan pengertian yang kita dapat haruslah dimanfaatkan sebagai sarana bagi kemuliaan nama Tuhan dan bagi kesejahteraan sesama umat manusia, sebagai wujud ucap syukur atas akal budi, kepandaian, kecerdasan dan talenta yang dianugerahkanNya bagi kita. Artinya, Allah tidak pernah melarang penggunaan IPTEK, dan menolak IPTEK berarti melanggar firman Tuhan.
Dalam Kejadian 1: 27-28, Allah memberikan manusia suatu amanat illahi (Mandat Budaya) yaitu untuk menaklukkan alam semesta. Untuk dapat menaklukkan alam semesta, manusia membutuhkan pengetahuan, cikal bakal, dan tujuan. Manusia harus mampu untuk memeriksa alam serta mengambil suatu tindakan yang tepat bagi kesejahteraan alam semesta. Untuk itu, manusia perlu sains. Jadi sains, bukanlah musuh bagi orang beriman, melainkan sebagai jalan untuk lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada sang Pencipta, apabila manusia dapat memanfaatkan sains sebagai saluran beribadah untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.
Beberapa fakta mengenai hubungan teknologi dan iman :
1.      Teknologi adalah tugas
Ia adalah tugas atau mandat yang diberikan oleh Allah. Seseorang yang membuat suatu penemuan harus menyadari betul akan tugasnya untuk menaklukkan bumi, sehingga setiap temuan yang dibuatnya harus bermanfaat bagi kesejahteraan alam semesta pada umumnya, dan manusia pada khususnya.  Pembuatan suatu teknologi yang memusnahkan umat manusia sangat bertentangan dengan mandat yang diberikan oleh Tuhan.
2.      Teknologi dan moral
Setiap orang percaya dapat menggali dan mempergunakan teknologi dengan taat dan bertanggung jawab kepada norma-norma Allah. Caranya, adalah dengan menggunakan Alkitab, yang berisi kebenaran Firman Tuhan sebagai dasar untuk pemanfaatan teknologi. Alkitab berisi perintah etis-moral untuk mengatur semua tindakan manusia. Sehingga, dalam pemanfaatannya, teknologi harus sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, yang merupakan sumber moral  untuk menghindari penyalahgunaan teknologi yang berdampak buruk bagi kehidupan manusia.
3.      Teknologi dan mujizat
Ibrani 13: 8 menyatakan bahwa kuasa Yesus tidak pernah berubah baik kemarin, hari ini, maupun selama-lamanya. Kuasa Yesus tidak pernah berubah, sementara teknologi senantiasa berkembang dari waktu ke waktu sehingga tidak mampu memberikan suatu kepastian bagi manusia. Di mana suatu ketika teknologi tidak mampu memberikan penyelesaian, maka setiap orang percaya tetap berharap kepada Allah yang hidup untuk menyatakan mukjizat-Nya.


Amsal 1:7 memberikan dasar bagi manusia di dalam menghadapi perkembangan IPTEK. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.  Manusia harus memanfaatkan IPTEK dengan berlandaskan rasa takut akan Tuhan.  Iblis seringkali memanfaatkan IPTEK sebagai sarana untuk mencobai imanInternet, ponsel, televisi, mobil, dan lain-lain dapat membuat manusia jatuh ke dalam pencobaan.
Apabila manusia memiliki rasa takut akan Tuhan, di dalam selalu dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus sehingga tidak akan terjerumus ke dalam penggunaan IPTEK secara negatif, malah akan menggunakan IPTEK bagi kemuliaan nama Tuhan dan bagi kesejahteraan sesama manusia.  Misalnya, seseorang ilmuwan yang hatinya dipenuhi oleh rasa takut akan Tuhan tidak akan membuat senjata yang akan memusnahkan umat manusia, misalnya senjata pemusnah massal atau nuklir.  Walaupun, karyanya tersebut akan dibeli dengan harga yang sangat mahal, hatinya tidak akan tergiur dengan perkara duniawi tersebut karena pikirannya selalu dipenuhi oleh Roh Kudus.  Ia akan senantiasa mengingat kebenaran firman Tuhan yang menyatakan bahwa Allah memberikan amanat illahi bagi manusia untuk menaklukkan dan menguasai bumi. Itu berarti, ia pun harus mengusahakan kesejahteraan bagi sesamanya, maupun bagi seluruh makhluk di bumi.
Sebaliknya, ilmuwan yang hatinya dipenuhi rasa takut akan Tuhan akan menciptakan suatu obat-obatan yang murah untuk menyembuhkan penyakit yang langka.  Talenta yang dimilikinya tersalur dengan baik bagi kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan nama Tuhan.  Dengan cara seperti ini manusia bisa memenuhi tugasnya untuk mengembangkan IPTEK dalam dunia ini.  Tuhan sudah memberi keahlian dan hendaklah digunakan dengan sebaik-baiknya untuk memberkati orang lain dan memuliakan Tuhan.



BAB III
KESIMPULAN
IPTEK terus berkembang dan moral masyarakat terus merosot  namun sifat dasar mereka masih tetap sama dengan apa yang dikatakan oleh firman Allah.  Ide dan produk manusia dalam era IPTEK ini tetap berada dalam dialektis dua pengaruh, pengaruh kebenaran dan ketidakbenaran, pengaruh kesucian dan dosa, tesis dan antitesis, sehingga relevansi Alkitab tidak pernah pudar, sebagaimana perkataan Tuhan Yesus, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu" (Luk 21:33).
Dalam menghadapi perkembangan IPTEK dan pengaruhnya, sikap Yesus kiranya menjadi model dari iman Kristen dalam menghadapi pembaharuan dan perubahan.  Yesus dalam menghadapi zaman tidak pernah kembali ke belakang, Ia selalu berpandangan ke depan, dan menerima perubahan dan pembaharuan (Mat 9:16-17).  Namun pandangan dan perbuatan Yesus tidak pernah mengubah kebenaran allah dan kompromi terhadap pandangan dunia.
Pengaruh kekristenan yang mendorong lahirnya IPTEK merupakan cermin sikap kristiani yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Allah kepada manusia sebagaiamana tertulis dalam Kejadian 1:28.  Pengaruh tersebut makin diperlukan dalam menghadapi era IPTEK saat ini, sehingga hal ini menjadi tanggung jawab setiap ilmuwan Kristen.  Lebih dari itu iman Kristen harus merupakan penyaring segala ide IPTEK yang bertentangan dengan iman Kristen.  Gaya hidup kristiani harus mempunyai sikap selektif, menahan diri untuk memilih dan memiliki produk-produk teknologi, agar tidak jatuh ke dalam sekularisme dan teologi kemakmuran.  Lebih dari itu, hidup kasih, yang makin ditinggalkan oleh manusia era IPTEK ini pada kenyataannya justru makin diperlukan dan makin membawa kesejukan bila diterapkan pada masa kini.



[1] Ol. Sensen, IPTEK DAN IMAN KRISTEN Powered by WordPress.com
[2] Ol. Johanes, Agama Dan Kebudayaan Dalam Kristen, hjknowells.com

[3] Ibid.
[4] Ol. Iman dan Teknologi. http:www.script.com