HUBUNGAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI TERHADAP IMAN KRISTEN
MAKALAH
Ditulis untuk memenuhi syarat menyelesaikan
Mata Kuliah
IPTEK DAN TEOLOGIA
Disusun Oleh:
ERIYANI MENDROFA
NIM: 708006.S1
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA
KANAAN NUSANTARA
UNGARAN
2012
PENDAHULUAN
Dahulu orang
mendapatkan air dengan cara menimba air di sumur sekarang orang-orang sudah
menggunakan pompa air
untuk mendapatkan air dari sumur. Dulu orang jika berpergian dari satu
tempat ke tempat lain dengan jalan kaki, sekarang orang berpergian dengan
menggunakan mobil, kereta, pesawat, dan lain-lainnya.
Dari contoh
diatas, pada era globalisasi ini manusia tidak akan pernah luput yang namanya IPTEK
yang mempunyai
kepanjangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Teknologi selalu disangkut pautkan
dengan alat-alat canggih dan modern, sedangkan ilmu pengetahuan
disangkut-pautkan dengan pelajaran yang kita terima di sekolah atau kuliah.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi orang-orang semakin meninggalkan iman mereka. Mereka selalu
bergantung pada IPTEK dan mulai melupakan Tuhan mereka. Lalu bagaimana dengan iman
Kristen dalam menghadapi kemajuan dunia dalam era globalisasi yang serba IPTEK
ini?
Makalah ini akan menjelaskan bagaimana cara menjembatani Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi terhadap Teologi.
Dalam gereja banyak orang Kristen yang menganggap IPTEK sebagai hal yang
tabu, contohnya kaum fundamental. Tetapi
sebenarnya tidaklah seekstrim itu. Tuhan
menghendaki agar manusia terbuka terhadap IPTEK dan mengembangkannya.
Tugas manusia adalah menguasai alam ini. Untuk menguasai alam diperlukan Ilmu
pengetahuan dan Teknologi. Sikap orang
Kristen untuk menghadapi IPTEK hendaklah positif dan profesional. Dengan lahirnya para ilmuwan yang juga orang
beriman pada Yesus, dipercaya dapat mengurangi konflik antara pengetahuan
dengan iman Kristen. Pada dasarnya iman
Kristen yang didasarkan pada doktrin dan teologi tidaklah bertentangan dengan
Firman Tuhan apabila dilihat kembali bagaimana Allah menciptakan IPTEK sejak
awal manusia ada di dunia ini.
BAB I
IPTEK
DALAM FIRMAN TUHAN
Penggunaan IPTEK
sudah ada sejak zaman dahulu, sejak manusia diciptakan oleh Alah sudah ada IPTEK. Ilmu
pengetahuan berasal dari Tuhan yaitu melalui Firman Allah.
Teknologi juga berasal dari Tuhan yang kemudian dikembangkan melalui manusia. Tuhan
tidak menentang teknologi dan pengetahuan bahkan Allah memerintahkan manusia
untuk mengembangkannya.
a. Pengertian IPTEK
IPTEK adalah
akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yang dimaksud dengan atau pengertian tentang ilmu pengetahuan
adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian
kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku sistem. Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu.
Teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekne,
yang berarti pekerjaan, dan logos,
berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai
cabang industri. Berikut ini definisi teknologi menurut para ahli:
a)
Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh perangkat ide,
metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat
tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia
b)
Menurut Mardikanto (1993), teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi
dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan
atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu
dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga
masyarakat yang bersangkutan.
c)
Wikipedia.org mendefenisikan teknologi merupakan perkembangan suatu media /
alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta
mengendalikan suatu masalah.
Kesimpulannya, ilmu pengetahuan
mempunyai teori-teori atau rumus-rumus yang tetap, dan teknologi merupakan
praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari ilmu pengetahuan.
Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai saling mempunyai hubungan. Jika
tidak ada ilmu pengetahuan, teknologi tidak akan ada.
b. Sumber IPTEK adalah Allah
Allah memprakarsai IPTEK bagi umat manusia. Beberapa kali Alkitab mencatat bagaimana
Allah mengajarkan IPTEK kepada manusia dalam kehidupan mereka. Pengaruh kekristenan yang mendorong lahirnya
IPTEK merupakan cermin sikap kristiani
yang bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan Allah kepada manusia sebagaimana tertulis dalam Kejadian
1:28:
“Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan
bertambah banyak: penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi.”.”
Dari Kejadian
1:28 yang mendasari lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Mandat Allah yang pertama untuk beranakcucu
dan bertambah banyak manusia di bumi, dan berkuasa atas ikan-ikan,
burung-burung, dan segala binatang, dari ayat tersebut yang melahirkan di pikiran
manusia bagaimana mereka dapat menguasai bumi sesuai dengan kehendak Allah. Hal
ini terbukti pada zaman Kain dan Habel yang sudah mulai menguasai peternakan
dan pertanian walaupun pada saat itu masih dengan cara yang sederhana.
Berikut ini
perwujudan IPTEK dalam sejarah manusia di Alkitab:
- Dalam sejarah air bah, Allah memerintahkan Nuh membuat kapal untuk
menyelamatkan ia dan keluarganya dari kebinasaan akibat air bah. Dimensi ruang, cara pembuatan, kapal ataupun bahan telah ditentukan oleh Allah
(Kejadian 6:14-15).
- Ketika
Musa diperintahkan untuk membuat Kemah Suci (Keluaran 25:9),
Allah sendiri telah menjadi arsitek yang merencanakan ruang-ruang,
dimensi dan bahan untuk kemah suci tersebut (Keluaran 25:1-27:21). Kemudian kemuliaan Allah memenuhi Kemah Suci tersebut (Keluaran 40:35).
- Tentang
Bait Suci dan istana yang dibangun oleh Salomo (1 Raja-Raja 7-8).
Allah adalah sumber segala hikmat. Dalam kemahatahuan Allah, Ia menciptakan
manusia dengan akal dan pikiran. Allah
yang adalah Maha Kuasa dan Maha Tahu tidak mungkin menciptakan IPTEK jika itu
akan bertentangan dengan keilahian dan eksistensi Allah. Iman dan IPTEK tidak bertentangan. Iman merupakan dimensi rohani yang tidak
dapat diukur semata-mata dengan logika. Sedangkan
IPTEK adalah gabungandari
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian kebenarannya diatur menurut
suatu tingkah laku sistem. Sedangkan teknologi, berasal dari dua kata Yunani tekhne (=pekerjaan) dan logos,
berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai
cabang industri. Dari pengertian ini bisa dilihat bahwa ilmu pengetahuan
cenderung berpijak pada teori, sedangkan teknologi merupakan suatu ilmu
terapan. Namun jika diselidiki dengan seksama maka akan
menemukan adanya kesamaan, yaitu keduanya bersangkut-paut dengan ide manusia
dan berobjek pada alam semesta.
Ada sebagian dalam Alkitab yang seolah-olah tidak
sesuai dengan fakta empiris padahal sebenarnya tidak demikian. Sebagai contoh adalah Alkitab mencatat bahwa bumi
berbentuk datar (ada ujungnya). Hal ini
adalah bahasa yang dipakai Allah untuk menjelaskan kepada manusia sesuai dengan
kapasitas manusia pada saat itu yang belum mengetahui tentang Ilmu Geografi
atau Ilmu Pengetahuan Alam. Contoh lain
adalah pernyataan Yesus yang menyatakan lebih mudah seekor unta melalui lobang
jarum dari pada orang kaya masuk sorga. Banyak
orang beranggapan bahwa “unta masuk lobang jarum adalah kebohongan”, ada juga
yang mengatakan bahwa itu hanyalah ilustrasi.
Tetapi sebenarnya lobang jarum yang dimaksud adalah pintu alternatif
bagi orang yang membawa unta setelah pintu gerbang yang lebar ditutup. Pintu itu tidak terlalu tinggi, sehingga agak
sukar untuk memasukkan unta melalui pintu itu.
Pada Zaman rasionalisme ini, ratio menjadi tolak
ukur secara mutlak atas kehidupan manusia. Secara terbuka terlihat perseteruan antara
iman dan akal budi. Zaman ini juga
dikenal sebagai zaman kebangkitan Ilmu Pengetahuan Alam. Tetapi, beberapa tokoh yang ada pada zaman
ini, G.W. Leibniz (1646-1716) penemu infinitisimal Calculus bersama dengan
Isaac Newton (1642-1727), Blaise Pascal (1523-1662) seorang ahli matematika,
menyadari bahwa kebenaran kristen lebih dalam daripada argumen-argumen
logika manusia.
Auguste Comte (1798-1857) membagi perkembangan
teologis manusia dalam tiga tahapan yaitu teologis, metafisis, dan
scientific. Sumber IPTEK adalah Allah. Alkitab mengatakan “Baiklah orang bijak
mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian
memperoleh bahan pertimbangan (Amsal 1:5). Dari ayat ini kita bisa lihat bahwa Allah sebenarnya menghendaki manusia untuk terus
mengembangkan diri, menambah ilmu dan pengertian. Hal ini berarti bahwa manusia tidak perlu
menjauhi iptek tapi justru terus mengembangkannya menjadi lebih baik lagi.
c.
IPTEK
untuk kemuliaan Allah
Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah
menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya untuk membuat segala keperluan untuk
membangun bait Allah. Kemudian Allah memperlengkapi mereka
dengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala pekerjaan untuk
membuat segala rancangan tentang bait Allah. Allah memberikan Rohnya untuk
membuat mereka mampu menyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang
difirmankan-Nya (ayat 31). Melalui ayat ini diketahui bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah. Dan
semua itu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).
Iman Kristen
memberikan dasar kepada manusia
untuk menerima perkembangan Iptek yang ada. Dalam Iman Kristen yang
menjadi dasar iptek adalah Tuhan dan hikmat dari Tuhan menjadi pegangan bagi manusia supaya tidak jatuh dalam
pencobaan karena IPTEK, seperti yang dikatakan dalam Amsal1:7. Sehingga orang Kristen yang memiliki Iman
Kristiani harus menerima
kemajuan IPTEK. Menerima dalam hal ini harus selaras
dengan apa yang di firmankan Tuhan dalam Alkitab. Karena jika menolak IPTEK,
sama saja menolak firman Tuhan. Sebab dikatakan dalam firman Tuhan,
“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu
danbaiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan” (Ams
1:5)
Jadi, dalam
konteks ini orang Kristen tetap menerima segala kemajuan IPTEK yang ada dengan
dasar Iman Kristen, yaitu takut akan Tuhan. Maksudnya dengan menghormati
Tuhan dan taat kepada Tuhan. Manusia memang diciptakan Tuhan dengan
kemampuan untuk mengembangkan teknologi. Dan Iman Kristen berperan sebagai
penyaring mana yang baik dan buruk dalam perkembangan teknologi tersebut. Sehingga
nantinya perkembangan suatu Ilmu Pengetahuan dapat mendorong manusia juga untuk lebih mendekatkan diri
dengan Tuhan, bukan justru menjauhkan diri dari Tuhan.
Menurut Alfred
North
Whitehead(1861-1974), agama dan iptek merupakan dua kekuatan yang besar di
dunia yang secara hebat mempengaruhi manusia. Agama Kristen dengan ilmu
pengetahuan teknologi dapat saling menopang satu sama lain,
sebaliknya dapat menjadi berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan
menyerang ajaran-ajaran fundamental dalam agama yang dapat menggoyahkan iman
percaya Kristen. Agama mengalami
pergeseran cara pemahaman yang diakibatkan oleh ilmu pengetahuan. Alkitab yang tidak pernah berubah, tetapi
dibaca oleh orang-orang yang yang tidak sama cara pemikirannya dari zaman
ke zaman.
Jalan tengah antara iman
Kristen dan Ilmu Pengetahuan adalah Iman tidak harus bersaing
dengan penjelasan ilmu, iman bukanlah suatu teknologi supranatural,
dan dibantu dengan pemikiran: bagaimana mungkin suatu ciptaan dapat
mengerti akan Penciptanya (Allah) yang telah menjadikan segala sesuatunya ada
sebelum manusia ada.
Melihat tinjauan Alkitab mengenai IPTEK dapat dikatakan bahwa IPTEK telah dimulai sejak awal
sejarah manusia. Manusia memiliki daya cipta IPTEK karena dia diciptakan
sebagai gambar Allah dan sebagai pribadi yang berakal budi. Allah sendiri
adalah pencipta alam semesta, pendorong dan pencetus ide terhadap lahirnya
IPTEK. Harus diingat bahwa Yesus sendiri adalah
tukang kayu (Mrk 5:3). Ia adalah seorang yang mengerti pondasi dan mekanika tanah (Mat
7:24-27). Allah tidak pernah membatasi daya cipta dan kreasi manusia akan
IPTEK. Namun perlu juga dicatat bahwa ide dan tujuan
penciptaan IPTEK dan produknya oleh manusia akan dipengaruhi oleh pandangan-pandangannya
terhadap Allah, manusia dan alam semesta.
BAB II
SIKAP ORANG KRISTEN TERHADAP KEMAJUAN
IPTEK
Ada dua sikap orang
Kristen yang tidak mencerminkan sikap yang benar adalah menolak IPTEK dengan
alasan bahwa IPTEK berlawanan dengan iman atau menerima IPTEK serta
mengilahkannya. Kedua hal ini tidak
benar menurut ajaran firman Tuhan.
- Amsal 1 : 5
`“Baiklah
orang bijak mendengar dan menambah ilmu danbaiklah orang yang berpengertian
memperoleh bahan pertimbangan.”
Dari ayat tersebut,
jelas bahwa Tuhan memerintahkan bagi manusia untuk senantiasa mengembangkan
ilmu pengetahuan yang ada dalam dirinya dan terus mencari suatu bahan
pertimbangan, agar manusia menjadi bijak dan berpengertian. Ilmu dan pengertian
yang kita dapat haruslah dimanfaatkan sebagai sarana bagi kemuliaan nama Tuhan
dan bagi kesejahteraan sesama umat manusia, sebagai wujud ucap syukur atas akal
budi, kepandaian, kecerdasan dan talenta yang dianugerahkanNya bagi kita.
Artinya, Allah tidak pernah melarang penggunaan IPTEK, dan menolak IPTEK
berarti melanggar firman Tuhan.
Dalam Kejadian 1:
27-28, Allah memberikan manusia suatu amanat illahi (Mandat Budaya) yaitu untuk
menaklukkan alam semesta. Untuk dapat menaklukkan alam semesta, manusia
membutuhkan pengetahuan, cikal bakal, dan tujuan. Manusia harus mampu untuk
memeriksa alam serta mengambil suatu tindakan yang tepat bagi kesejahteraan
alam semesta. Untuk itu, manusia perlu sains. Jadi sains, bukanlah musuh bagi
orang beriman, melainkan sebagai jalan untuk lebih mengenal dan mendekatkan
diri kepada sang Pencipta, apabila manusia dapat memanfaatkan sains sebagai
saluran beribadah untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.
Beberapa fakta
mengenai hubungan teknologi dan iman :
1.
Teknologi adalah tugas
Ia adalah tugas atau
mandat yang diberikan oleh Allah. Seseorang yang membuat suatu penemuan harus
menyadari betul akan tugasnya untuk menaklukkan bumi, sehingga setiap temuan
yang dibuatnya harus bermanfaat bagi kesejahteraan alam semesta pada umumnya,
dan manusia pada khususnya. Pembuatan suatu teknologi yang
memusnahkan umat manusia sangat bertentangan dengan mandat yang diberikan oleh
Tuhan.
2.
Teknologi dan moral
Setiap orang
percaya dapat menggali dan mempergunakan teknologi dengan taat dan bertanggung
jawab kepada norma-norma Allah. Caranya, adalah dengan menggunakan Alkitab,
yang berisi kebenaran Firman Tuhan sebagai dasar untuk pemanfaatan teknologi.
Alkitab berisi perintah etis-moral untuk mengatur semua tindakan manusia.
Sehingga, dalam pemanfaatannya, teknologi harus sesuai dengan kebenaran Firman
Tuhan, yang merupakan sumber moral untuk menghindari penyalahgunaan
teknologi yang berdampak buruk bagi kehidupan manusia.
3.
Teknologi dan mujizat
Ibrani 13: 8
menyatakan bahwa kuasa Yesus tidak pernah berubah baik kemarin, hari ini,
maupun selama-lamanya. Kuasa Yesus tidak pernah berubah, sementara teknologi
senantiasa berkembang dari waktu ke waktu sehingga tidak mampu memberikan suatu
kepastian bagi manusia. Di mana suatu ketika teknologi tidak mampu memberikan penyelesaian,
maka setiap orang percaya tetap berharap kepada Allah yang hidup untuk
menyatakan mukjizat-Nya.
Amsal 1:7
memberikan dasar bagi manusia
di dalam menghadapi perkembangan IPTEK. Takut akan Tuhan adalah permulaan
pengetahuan. Manusia harus memanfaatkan IPTEK dengan
berlandaskan rasa takut akan Tuhan. Iblis seringkali memanfaatkan IPTEK
sebagai sarana untuk mencobai iman. Internet, ponsel, televisi, mobil, dan lain-lain dapat membuat manusia jatuh ke dalam pencobaan.
Apabila manusia memiliki rasa takut akan
Tuhan, di dalam selalu dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus sehingga tidak akan
terjerumus ke dalam penggunaan IPTEK secara negatif, malah akan menggunakan
IPTEK bagi kemuliaan nama Tuhan dan bagi kesejahteraan sesama manusia. Misalnya,
seseorang ilmuwan yang hatinya dipenuhi oleh rasa takut akan Tuhan tidak akan
membuat senjata yang akan memusnahkan umat manusia, misalnya senjata pemusnah
massal atau nuklir. Walaupun, karyanya tersebut akan dibeli
dengan harga yang sangat mahal, hatinya tidak akan tergiur dengan perkara
duniawi tersebut karena pikirannya selalu dipenuhi oleh Roh Kudus. Ia
akan senantiasa mengingat kebenaran firman Tuhan yang menyatakan bahwa Allah
memberikan amanat illahi bagi manusia untuk menaklukkan dan menguasai bumi. Itu
berarti, ia pun harus mengusahakan kesejahteraan bagi sesamanya, maupun bagi
seluruh makhluk di bumi.
Sebaliknya,
ilmuwan yang hatinya dipenuhi rasa takut akan Tuhan akan menciptakan suatu
obat-obatan yang murah untuk menyembuhkan penyakit yang langka. Talenta yang dimilikinya tersalur dengan baik
bagi kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan nama Tuhan. Dengan
cara seperti ini manusia bisa memenuhi tugasnya untuk mengembangkan IPTEK dalam
dunia ini. Tuhan sudah memberi keahlian
dan hendaklah digunakan dengan sebaik-baiknya untuk memberkati orang lain dan
memuliakan Tuhan.
BAB III
KESIMPULAN
IPTEK terus berkembang dan moral
masyarakat terus merosot namun sifat dasar mereka masih tetap sama dengan
apa yang dikatakan oleh firman Allah. Ide dan produk manusia dalam era
IPTEK ini tetap berada dalam dialektis dua pengaruh, pengaruh kebenaran dan
ketidakbenaran, pengaruh kesucian dan dosa, tesis dan antitesis, sehingga
relevansi Alkitab tidak pernah pudar, sebagaimana perkataan Tuhan Yesus,
"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan
berlalu" (Luk 21:33).
Dalam menghadapi perkembangan IPTEK
dan pengaruhnya, sikap Yesus kiranya menjadi model dari iman Kristen dalam
menghadapi pembaharuan dan perubahan. Yesus dalam menghadapi zaman tidak
pernah kembali ke belakang, Ia selalu berpandangan ke depan, dan menerima
perubahan dan pembaharuan (Mat 9:16-17). Namun pandangan dan perbuatan
Yesus tidak pernah mengubah kebenaran allah dan kompromi terhadap pandangan
dunia.
Pengaruh kekristenan yang mendorong
lahirnya IPTEK merupakan cermin sikap kristiani yang bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan Allah kepada manusia sebagaiamana tertulis dalam Kejadian
1:28. Pengaruh tersebut makin diperlukan dalam menghadapi era IPTEK saat ini,
sehingga hal ini menjadi tanggung jawab setiap ilmuwan Kristen. Lebih
dari itu iman Kristen harus merupakan penyaring segala ide IPTEK yang
bertentangan dengan iman Kristen. Gaya hidup kristiani harus mempunyai sikap
selektif, menahan diri untuk memilih dan memiliki produk-produk teknologi, agar
tidak jatuh ke dalam sekularisme dan teologi kemakmuran. Lebih dari itu,
hidup kasih, yang makin ditinggalkan oleh manusia era IPTEK ini pada kenyataannya justru makin diperlukan dan
makin membawa kesejukan bila diterapkan pada masa kini.