Minggu, 23 November 2014

SUARA HATI ANAK PELAUT

SUARA HATI ANAK PELAUT

Ayah, suatu hal terindah dalam hidupku ketika bertemu denganmu. Engkau adalah sosok yang selalu kubayangkan memelukku dalam tidurku, menggendongku, dan mendekapku dengan kasihmu.

Ayah, betapa bahagia setelah sekian lama saya hadir di dunia ini dan ayah baru pertama sekali menggendong saya.  Saya adalah anak yang tegar dan kuat, selama dalam kandungan saya tidak dibelai oleh tangan seorang ayah, saya tidak diajak bicara oleh seorang ayah.  Dari dalam kandungan, saya hanya mendengar suara Ibu yang lembut menyapaku setiap waktu.

Ayah, ketahuilah betapa Ibu berjuang untuk menurunkan aku ke dunia ini, Ia juga mempertaruhkan nyawanya demi kehadiranku meskipun ayah tak tahu itu.  Ayah bangga punya Ibu yang bertahan dan berjuang demi membuat aku dan ayah bisa bertemu. Saya bangga sama Ibu.

Ayah, saya juga bangga denganmu.  Engkau mengarungi samudera luas, menerjang ombak yang besar, mempertaruhkan nyawamu demi aku, yah demi masa depanku.  Meskipun ayah tahu bahwa ayah tidak memiliki dua nyawa, namun saya salut karena ayah rela.

Ayah, betapa sedihnya saat ayah mau berlayar lagi.  Waktu 3bulan bersama ayah rasanya sangat kurang untuk bersamamu.  Saya masih ingin didekap ayah.  Saya masih rindu mendengar suara ayah. 

Ayah, saya pasti sangat merindukanmu.

Ayah, baik-baik di laut ya.  Jangan tinggalkan saya untuk selamanya.  Hidup saya kacau tanpa ayah.  Begitu besar harapan saya bahwa ayah pulang dengan selamat.

Ayah, saya mengasihimu.  Dan tolong kasihilah Ibuku, jangan duakan Ibuku.  Saya percaya ayah tidak akan mengecewakan kami.  Jika Ibuku kecewa saya juga terluka.  Saya janji saya akan menjadi anak yang baik, dan akan menjaga Ibuku di sini sampai ayah pulang.

I love you ayah. I miss u.

Lihatlah Ibuku selalu menumpuk rindu di sini.  Mengangkat beban yang biasanya ayah lakukan.  Menanggung semua tanggungjawab yang biasanya kalian lakukan berdua.  Ayah pasti tahu betapa repotnya Ibu selama ayah di rumah, dan lebih repot lagi saat ayah sudah berangkat.

Ayah, saya mau besar dan bertumbuh jadi anak yang pintar.  Doakan aku yah, dan doaku menyertaimu ayah, sebagaimana diajarkan Ibuku bahwa doa adalah kekuatan kita.

Selamat bertugas ayahku.

We love you so much.

By: Geoffrey Cakrawala Tafonao