Jumat, 10 Juli 2015

PENGALAMAN MANIS JADI ISTRI PELAUT

PENGALAMAN PILU JADI ISTRI PELAUT

PENGALAMAN TELAH BERBUAH MANIS

Kesabaran seperti Pohon yang berakar pahit tapi berbuah dengan manis.
Artinya, ketika seseorang bersabar menunggu jawaban Tuhan itu pasti terasa pahit.  Tapi setelah semuanya tuntas, buahnya manis.

Hay,, ketemu lagi dengan saya Eri. 
Kembali berkenalan ya, saya adalah istri seorang Pelaut, Ibu seorang putra, dan mahasiswi Strata-2 jurusan Magister Theologia di STBI Semarang.


Kali ini saya bongkar-bongkar mengenai rahasia keluarga pelaut yang disembunyikan banyak orang.


Pertama, Pelaut sudah pasti jarang di rumah.


Kalau suamiku berlayar biasanya 3 bulan di darat 8-10 bulan di laut.  
Oleh karena itu, jangan berharap dia akan jadi security yang 24 jam berada di sisimu. 
Jika engkau wanita baik-baik, sebaiknya pikir-pikir dulu jika ingin jadi istri pelaut (maksud saya, jangan lihat uangnya doang, tapi pikir resikonya).

Selama ditinggal berlayar ada banyak kerinduan dan kesepian yang rata-rata dirasakan oleh semua orang ketika berjauhan dengan pasangannya.

Ingat bahwa, perempuan yang ingin jadi istri pelaut haruslah seorang perempuan yang bermental baja.  Kenapa? Karena jika istri pelaut cengeng, akan sulit untuk menjalani hidupnya nanti. 
Hamil gak ditungguin suami (bikinnya sama2, eh pas udah jadi ditinggal sendiri karena berlayar). 

Kedua, Istri pelaut seringkali dicemooh orang.

Ketika kami baru menikah selama 3 bulan, waktu itu suamiku terpaksa pergi berlayar ikut kapal asing (perusahaan Korea).  Saya ditinggalkan sendirian di kos-kosan (maklum belum punya rumah).  Kami memulai hidup kami yang sebenarnya, yaitu hidup seperti keluarga dan pasangan pelaut biasanya. Berpisah jauh-jauh.
Saya kerap kali dapat cemoohan dari para teman-teman saya, tetangga, apalagi mantan (hihihi).  Kata-kata yang tidak saya lupakan adalah perkataan seorang teman saya: Wah kasihan juga kamu ini, harusnya kalian masih pengantin baru, eh malah ditinggal.  Kamu bodoh menikah dengan pelaut. Sekarang terbukti kan, ditinggal begini.  Orang bingung dengan statusmu, gadis bukan, janda juga bukan.
Oh ya ampun, sedih banget dengar kata-kata itu. Lebih lagi kala mereka tahu saya sudah mengandung.  Ada banyak kata-kata yang tidak membangun saya.
Tapi semuanya itu hanyalah konsekuen dari apa yang telah kupilih dan kutetapkan hati.  Toh kalau dipikir-pikir, hidup saya lebih baik dari orang yang mengatakan itu, karena sampai sekarang dia sudah umur 40tahun (lebih), tapi belum menikah juga. Hehehe (perawan tua nih ceritanya).

Ketiga, Istri yang mandiri.

Saya seringkali lewat di depan rumah orang yang jalannya itu kebetulan licin. Tiap berangkat kerja saya naik motor. Mereka sangat takut, manakala saya akan jatuh tergelincir. Tapi syukur pada Tuhan (alhamdullillah ya), saya tak pernah jatuh selama hamil.  Saya masih mengendarai motor sampai usia kandungan 8 bulan 2 minggu (terpaksa berhenti karena anak saya lahir pada umur 2 minggu kurang 9 bulan).
Banyak sih yang bilang bahwa saya termasuk mandiri. Tapi mereka gak tahu hati saya yang sering menanggung kesedihan sendiri di kamar, menangis sambil menahan suara tangis supaya tidak ketahuan orang lain.

Keempat, BADAI PASTI BERLALU.

Ternyata semua itu hanya berlalu selama 3-6 bulan pertama pernikahan.  Setelah itu saya lebih enjoy.  Saya kuliah, ke salon, melakukan kegiatan positif, bekerja, atau sekedar jalan-jalan bersama adek-adek dan anak saya.  
Omongan orang yang negatif itu sudah berlalu.

Kita hidup tidak ditentukan oleh perkataan orang lain.  

Keluarga kita tidak ditentukan oleh perkataan rendah dari mulut-mulut yang tidak berperasaan.  Katakan pada diri Anda sekarang: Anak ini ya anak kami, suami itu ya suami saya (pastikan juga bukan suami orang lho ya!).  Keluarga ini ya keluarga saya.  Apakah hubungannya dengan perkataan orang itu?

Ingat friends, hidup kita hanya ditentukan oleh sabda Allah. Semangat.
Salam keluarga pelaut.
Jalesveva Jayamahe


18 komentar:

  1. Bagaimana dengan orng tua?apa saat anda mmutuskan mnikah dgn pelaut orng tua lngsng mnyetujuinnya? Dan kalau tdk,bgaimana anda meyakinkan mreka ya bu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga pernah merasakan seperti itu. Kita kenalkan dulu keorang tua mulai fisik, kesopanannya saat bertamu yakinkan bahwa tidak semua pelaut itu begatif sering ajak keluar makan . trus jangan lupa berdoa

      Hapus
  2. Maaf ka'..mau Tanya.. Syarat untuk menikah dengan seorang pelayaran harus tes Keperawanan juga sprti hal nya Di TNI atau yg lainnya..

    Maaf sya bertanya soal hal yg tabuh .๐Ÿ™

    BalasHapus
  3. Apakah nanti ada tes untuk calon istri pelaut?

    BalasHapus
  4. Semangat olive..saya juga istri seorang pelaut tp alhamdulillah tetap semangat demi anak2 ��..dan yg penting kita sama2 berjuang

    BalasHapus
  5. Saya jg istri pelaut,,awal2 di tinggal berlayar stelah nikah itu berat banget bahkan cenderung uring2an setiap nelpon nyuruh suami cepat pulang
    Tp makin kesini mulai enjoy karna my popaye trus suport untuk melakukan hal2 yg positif

    BalasHapus
  6. Calon suami saya seorang pelaut๐Ÿ˜‚
    Terima kasih untuk motivasinya belajar banyak dari pengalaman mbaknya..

    BalasHapus
  7. Artikelnya sangat membantu saya yang saat ini sedang bimbang di mana saya baru lulus kuliah s1 dan pacar saya seorang pelaut mengajak saya untuk menikah tapi saya masih takut karena banyak yang sudah ngomong negatif kalo punya suami seorang pelaut

    BalasHapus
  8. Ka kalo kita takut nanti suami kita menikah lagi.bagaimana ya ka?

    BalasHapus
  9. Halo mbak salam kenal
    Calon suami ku juga seorang pelaut.
    terima kasih atas artikel nya mba, sangat membantu untk memahami profesi seorang pelaut
    tetap sabar menanti popeye pulang dari berlayar. dan semoga di lancarkan sampai hari H. Amiin.

    BalasHapus
  10. Tolong bagi kaum hawa jagalah keutuhan rumah tangga kalian 2"yg jadi istri sangpengarung samudra benar2" se org istri yg pling setia didunia,jngn sampai tergoda hawa nafsu oleh laki 2" brengsek sebab aku juga pernah jadi pengarung samudra" trmksih semua nya wahai para istri pelaut yg cantik 2".

    BalasHapus
  11. Tolong bagi kaum hawa jagalah keutuhan rumah tangga kalian 2"yg jadi istri sangpengarung samudra benar2" se org istri yg pling setia didunia,jngn sampai tergoda hawa nafsu oleh laki 2" brengsek sebab aku juga pernah jadi pengarung samudra" trmksih semua nya wahai para istri pelaut yg cantik 2".

    BalasHapus
  12. Hi mbak seneng banget baca blog ini karena saya juga baru jadi istri pelaut yang harus ditinggal saat usia pernikahan belum genap 2 bln๐Ÿ˜ awalnya saya Kira bakal sedih paling 2 mingguan aja eh ternyata udah sampai sebulan saya Masih ja sedih tiap kali sendirian di kos tapi untungnya suami,keluarga dan teman2 selalu menghibur sampai akhirnya saya bisa bertahan dan akan terus kuat menunggu suami pulang
    Semoga apa yang Kita perjuangkan sebagai istri pelaut akan Indah pada waktunya๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜๐Ÿ‘

    BalasHapus
  13. Kak kak kalo jdi istri pelayaran itu dites juga ga sih

    BalasHapus
  14. kak saya mau tanya, apa kalau punya calon suami yg propesi y anak pelaut gitu pas cuti nikah y apa aja yg harus diurus agar surat cuti y bisa keluar

    BalasHapus
  15. Artikel yang memotivasi saya untuk siap menjadi istri pelaut. Bismillah.

    BalasHapus