Selasa, 04 November 2014

IPTEK VERSUS IMAN KRISTEN?

HUBUNGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI TERHADAP IMAN KRISTEN



 








MAKALAH







Ditulis untuk memenuhi syarat menyelesaikan

Mata Kuliah

IPTEK DAN TEOLOGIA






                                                                                      
Disusun Oleh:

ERIYANI MENDROFA

NIM: 708006.S1


SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA KANAAN NUSANTARA

UNGARAN

 2012




PENDAHULUAN
Dahulu orang mendapatkan air dengan cara menimba air di sumur sekarang orang-orang sudah menggunakan pompa air untuk mendapatkan air dari sumur.   Dulu orang jika berpergian dari satu tempat ke tempat lain dengan jalan kaki, sekarang orang berpergian dengan menggunakan mobil, kereta, pesawat, dan lain-lainnya.
Dari contoh diatas, pada era globalisasi ini manusia tidak akan pernah luput yang namanya IPTEK yang mempunyai kepanjangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Teknologi selalu disangkut pautkan dengan alat-alat canggih dan modern, sedangkan ilmu pengetahuan disangkut-pautkan dengan pelajaran yang kita terima di sekolah atau kuliah.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi orang-orang semakin meninggalkan iman mereka. Mereka selalu bergantung pada IPTEK dan mulai melupakan Tuhan mereka.  Lalu bagaimana dengan iman Kristen dalam menghadapi kemajuan dunia dalam era globalisasi yang serba IPTEK ini?  Makalah ini akan menjelaskan bagaimana cara menjembatani Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap Teologi.  Dalam gereja banyak orang Kristen yang menganggap IPTEK sebagai hal yang tabu, contohnya kaum fundamental.  Tetapi sebenarnya tidaklah seekstrim itu.  Tuhan menghendaki agar manusia terbuka terhadap IPTEK dan mengembangkannya. 
Tugas manusia adalah menguasai alam ini.  Untuk menguasai alam diperlukan Ilmu pengetahuan dan Teknologi.  Sikap orang Kristen untuk menghadapi IPTEK hendaklah positif dan profesional.  Dengan lahirnya para ilmuwan yang juga orang beriman pada Yesus, dipercaya dapat mengurangi konflik antara pengetahuan dengan iman Kristen.  Pada dasarnya iman Kristen yang didasarkan pada doktrin dan teologi tidaklah bertentangan dengan Firman Tuhan apabila dilihat kembali bagaimana Allah menciptakan IPTEK sejak awal manusia ada di dunia ini.
BAB I
IPTEK DALAM FIRMAN TUHAN
Penggunaan IPTEK sudah ada sejak zaman dahulu, sejak manusia diciptakan oleh Alah sudah ada IPTEK.  Ilmu pengetahuan berasal dari Tuhan yaitu melalui Firman Allah. Teknologi juga berasal dari Tuhan yang kemudian dikembangkan melalui manusia.  Tuhan tidak menentang teknologi dan pengetahuan bahkan Allah memerintahkan manusia untuk mengembangkannya.
a.       Pengertian IPTEK
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yang dimaksud dengan atau pengertian tentang ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku sistem. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu.  
Teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekne, yang berarti pekerjaan, dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai cabang industri. Berikut ini definisi teknologi menurut para ahli:
a)      Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia
b)      Menurut Mardikanto (1993), teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. 
c)      Wikipedia.org mendefenisikan teknologi merupakan perkembangan suatu media / alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah.
Kesimpulannya, ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumus-rumus yang tetap, dan teknologi merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai saling mempunyai hubungan. Jika tidak ada ilmu pengetahuan, teknologi tidak akan ada.[1]
b.      Sumber IPTEK adalah Allah
Allah memprakarsai IPTEK bagi umat manusia.  Beberapa kali Alkitab mencatat bagaimana Allah mengajarkan IPTEK kepada manusia dalam kehidupan mereka.  Pengaruh kekristenan yang mendorong lahirnya IPTEK merupakan cermin sikap kristiani yang bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan Allah kepada manusia sebagaimana tertulis dalam Kejadian 1:28:
“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak: penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”.”
Dari Kejadian 1:28 yang mendasari lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi.  Mandat Allah yang pertama untuk beranakcucu dan bertambah banyak manusia di bumi, dan berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung, dan segala binatang, dari ayat tersebut yang melahirkan di pikiran manusia bagaimana mereka dapat menguasai bumi sesuai dengan kehendak Allah.  Hal ini terbukti pada zaman Kain dan Habel yang sudah mulai menguasai peternakan dan pertanian walaupun pada saat itu masih dengan cara yang sederhana.


Berikut ini perwujudan IPTEK dalam sejarah manusia di Alkitab:
  1. Dalam sejarah air bah, Allah memerintahkan Nuh membuat  kapal untuk  menyelamatkan ia dan keluarganya dari kebinasaan akibat air bah.  Dimensi ruang, cara pembuatan, kapal ataupun bahan telah ditentukan oleh Allah (Kejadian 6:14-15). 
  2. Ketika Musa diperintahkan untuk membuat Kemah Suci (Keluaran 25:9), Allah sendiri telah menjadi arsitek yang merencanakan ruang-ruang, dimensi dan bahan untuk kemah suci tersebut (Keluaran 25:1-27:21).  Kemudian kemuliaan Allah memenuhi Kemah Suci tersebut (Keluaran 40:35).
  3. Tentang Bait Suci dan istana yang dibangun oleh Salomo (1 Raja-Raja 7-8). 
Allah adalah sumber segala hikmat.  Dalam kemahatahuan Allah, Ia menciptakan manusia dengan akal dan pikiran.  Allah yang adalah Maha Kuasa dan Maha Tahu tidak mungkin menciptakan IPTEK jika itu akan bertentangan dengan keilahian dan eksistensi Allah.  Iman dan IPTEK tidak bertentangan.  Iman merupakan dimensi rohani yang tidak dapat diukur semata-mata dengan logika.  Sedangkan IPTEK adalah gabungandari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.  Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku sistem.  Sedangkan teknologi, berasal dari dua kata Yunani tekhne (=pekerjaan) dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai cabang industri. Dari pengertian ini bisa dilihat bahwa ilmu pengetahuan cenderung berpijak pada teori, sedangkan teknologi merupakan suatu ilmu terapan.  Namun jika diselidiki dengan seksama maka akan menemukan adanya kesamaan, yaitu keduanya bersangkut-paut dengan ide manusia dan berobjek pada alam semesta.

Ada sebagian dalam Alkitab yang seolah-olah tidak sesuai dengan fakta empiris padahal sebenarnya tidak demikian.  Sebagai contoh adalah Alkitab mencatat bahwa bumi berbentuk datar (ada ujungnya).  Hal ini adalah bahasa yang dipakai Allah untuk menjelaskan kepada manusia sesuai dengan kapasitas manusia pada saat itu yang belum mengetahui tentang Ilmu Geografi atau Ilmu Pengetahuan Alam.  Contoh lain adalah pernyataan Yesus yang menyatakan lebih mudah seekor unta melalui lobang jarum dari pada orang kaya masuk sorga.  Banyak orang beranggapan bahwa “unta masuk lobang jarum adalah kebohongan”, ada juga yang mengatakan bahwa itu hanyalah ilustrasi.  Tetapi sebenarnya lobang jarum yang dimaksud adalah pintu alternatif bagi orang yang membawa unta setelah pintu gerbang yang lebar ditutup.  Pintu itu tidak terlalu tinggi, sehingga agak sukar untuk memasukkan unta melalui pintu itu.
Pada Zaman rasionalisme ini, ratio menjadi tolak ukur secara mutlak atas kehidupan manusia.  Secara terbuka terlihat perseteruan antara iman dan akal budi.  Zaman ini juga dikenal sebagai zaman kebangkitan Ilmu Pengetahuan Alam.  Tetapi, beberapa tokoh yang ada pada zaman ini, G.W. Leibniz (1646-1716) penemu infinitisimal Calculus bersama dengan Isaac Newton (1642-1727), Blaise Pascal (1523-1662) seorang ahli matematika, menyadari bahwa kebenaran kristen lebih dalam daripada argumen-argumen logika manusia.  [2]
Auguste Comte (1798-1857) membagi perkembangan teologis manusia dalam tiga tahapan yaitu teologis, metafisis, dan scientific.  Sumber IPTEK adalah Allah.  Alkitab mengatakan “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan (Amsal 1:5).  Dari ayat ini kita bisa lihat bahwa Allah  sebenarnya menghendaki manusia untuk terus mengembangkan diri, menambah ilmu dan pengertian.  Hal ini berarti bahwa manusia tidak perlu menjauhi iptek tapi justru terus mengembangkannya menjadi lebih baik lagi.[3]
c.       IPTEK untuk kemuliaan Allah
Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya untuk membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah.  Kemudian Allah memperlengkapi mereka dengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala pekerjaan untuk membuat segala rancangan tentang bait Allah.  Allah memberikan Rohnya untuk membuat mereka mampu menyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang difirmankan-Nya (ayat 31).  Melalui ayat ini diketahui bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah.  Dan semua itu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).
Iman Kristen memberikan dasar kepada manusia untuk menerima perkembangan Iptek yang ada.  Dalam Iman Kristen yang menjadi dasar iptek adalah Tuhan dan hikmat dari Tuhan menjadi pegangan bagi manusia supaya tidak jatuh dalam pencobaan karena IPTEK, seperti yang dikatakan dalam Amsal1:7.   Sehingga orang Kristen yang memiliki Iman Kristiani harus menerima kemajuan IPTEK.  Menerima dalam hal ini harus selaras dengan apa yang di firmankan Tuhan dalam Alkitab.  Karena jika menolak IPTEK, sama saja menolak firman Tuhan.  Sebab dikatakan dalam firman Tuhan,
“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu danbaiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan” (Ams 1:5)

Jadi, dalam konteks ini orang Kristen tetap menerima segala kemajuan IPTEK yang ada dengan dasar Iman Kristen, yaitu takut akan Tuhan.  Maksudnya dengan menghormati Tuhan dan taat kepada Tuhan.  Manusia memang diciptakan Tuhan dengan kemampuan untuk mengembangkan teknologi.  Dan Iman Kristen berperan sebagai penyaring mana yang baik dan buruk dalam perkembangan teknologi tersebut.  Sehingga nantinya perkembangan suatu Ilmu Pengetahuan dapat mendorong manusia juga untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan, bukan justru menjauhkan diri dari Tuhan.
Menurut Alfred North Whitehead(1861-1974), agama dan iptek merupakan dua kekuatan yang besar di dunia yang secara hebat mempengaruhi manusia.  Agama Kristen dengan ilmu pengetahuan teknologi dapat saling menopang satu sama lain, sebaliknya dapat menjadi berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan menyerang ajaran-ajaran fundamental dalam agama yang dapat menggoyahkan iman percaya Kristen.  Agama mengalami pergeseran cara pemahaman yang diakibatkan oleh ilmu pengetahuan.  Alkitab yang tidak pernah berubah, tetapi dibaca oleh orang-orang yang yang tidak sama cara pemikirannya dari zaman ke zaman. [4]
Jalan tengah antara iman Kristen dan Ilmu Pengetahuan adalah Iman tidak harus bersaing dengan penjelasan ilmu, iman bukanlah suatu teknologi supranatural, dan dibantu dengan pemikiran: bagaimana mungkin suatu ciptaan dapat mengerti akan Penciptanya (Allah) yang telah menjadikan segala sesuatunya ada sebelum manusia ada.
Melihat tinjauan Alkitab mengenai IPTEK dapat dikatakan bahwa IPTEK telah dimulai sejak awal sejarah manusia.  Manusia memiliki daya cipta IPTEK karena dia diciptakan sebagai gambar Allah dan sebagai pribadi yang berakal budi.  Allah sendiri adalah pencipta alam semesta, pendorong dan pencetus ide terhadap lahirnya IPTEK.  Harus diingat bahwa Yesus sendiri adalah tukang kayu (Mrk 5:3).  Ia adalah seorang yang mengerti pondasi dan mekanika tanah (Mat 7:24-27).  Allah tidak pernah membatasi daya cipta dan kreasi manusia akan IPTEK.  Namun perlu juga dicatat bahwa ide dan tujuan penciptaan IPTEK dan produknya oleh manusia akan dipengaruhi oleh pandangan-pandangannya terhadap Allah, manusia dan alam semesta.
BAB II
SIKAP ORANG KRISTEN TERHADAP KEMAJUAN IPTEK

Ada dua sikap orang Kristen yang tidak mencerminkan sikap yang benar adalah menolak IPTEK dengan alasan bahwa IPTEK berlawanan dengan iman atau menerima IPTEK serta mengilahkannya.  Kedua hal ini tidak benar menurut ajaran firman Tuhan. 
  1. Amsal 1 : 5
`“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu danbaiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan.”
 Dari ayat tersebut, jelas bahwa Tuhan memerintahkan bagi manusia untuk senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada dalam dirinya dan terus mencari suatu bahan pertimbangan, agar manusia menjadi bijak dan berpengertian. Ilmu dan pengertian yang kita dapat haruslah dimanfaatkan sebagai sarana bagi kemuliaan nama Tuhan dan bagi kesejahteraan sesama umat manusia, sebagai wujud ucap syukur atas akal budi, kepandaian, kecerdasan dan talenta yang dianugerahkanNya bagi kita. Artinya, Allah tidak pernah melarang penggunaan IPTEK, dan menolak IPTEK berarti melanggar firman Tuhan.
Dalam Kejadian 1: 27-28, Allah memberikan manusia suatu amanat illahi (Mandat Budaya) yaitu untuk menaklukkan alam semesta. Untuk dapat menaklukkan alam semesta, manusia membutuhkan pengetahuan, cikal bakal, dan tujuan. Manusia harus mampu untuk memeriksa alam serta mengambil suatu tindakan yang tepat bagi kesejahteraan alam semesta. Untuk itu, manusia perlu sains. Jadi sains, bukanlah musuh bagi orang beriman, melainkan sebagai jalan untuk lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada sang Pencipta, apabila manusia dapat memanfaatkan sains sebagai saluran beribadah untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.
Beberapa fakta mengenai hubungan teknologi dan iman :
1.      Teknologi adalah tugas
Ia adalah tugas atau mandat yang diberikan oleh Allah. Seseorang yang membuat suatu penemuan harus menyadari betul akan tugasnya untuk menaklukkan bumi, sehingga setiap temuan yang dibuatnya harus bermanfaat bagi kesejahteraan alam semesta pada umumnya, dan manusia pada khususnya.  Pembuatan suatu teknologi yang memusnahkan umat manusia sangat bertentangan dengan mandat yang diberikan oleh Tuhan.
2.      Teknologi dan moral
Setiap orang percaya dapat menggali dan mempergunakan teknologi dengan taat dan bertanggung jawab kepada norma-norma Allah. Caranya, adalah dengan menggunakan Alkitab, yang berisi kebenaran Firman Tuhan sebagai dasar untuk pemanfaatan teknologi. Alkitab berisi perintah etis-moral untuk mengatur semua tindakan manusia. Sehingga, dalam pemanfaatannya, teknologi harus sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, yang merupakan sumber moral  untuk menghindari penyalahgunaan teknologi yang berdampak buruk bagi kehidupan manusia.
3.      Teknologi dan mujizat
Ibrani 13: 8 menyatakan bahwa kuasa Yesus tidak pernah berubah baik kemarin, hari ini, maupun selama-lamanya. Kuasa Yesus tidak pernah berubah, sementara teknologi senantiasa berkembang dari waktu ke waktu sehingga tidak mampu memberikan suatu kepastian bagi manusia. Di mana suatu ketika teknologi tidak mampu memberikan penyelesaian, maka setiap orang percaya tetap berharap kepada Allah yang hidup untuk menyatakan mukjizat-Nya.


Amsal 1:7 memberikan dasar bagi manusia di dalam menghadapi perkembangan IPTEK. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.  Manusia harus memanfaatkan IPTEK dengan berlandaskan rasa takut akan Tuhan.  Iblis seringkali memanfaatkan IPTEK sebagai sarana untuk mencobai imanInternet, ponsel, televisi, mobil, dan lain-lain dapat membuat manusia jatuh ke dalam pencobaan.
Apabila manusia memiliki rasa takut akan Tuhan, di dalam selalu dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus sehingga tidak akan terjerumus ke dalam penggunaan IPTEK secara negatif, malah akan menggunakan IPTEK bagi kemuliaan nama Tuhan dan bagi kesejahteraan sesama manusia.  Misalnya, seseorang ilmuwan yang hatinya dipenuhi oleh rasa takut akan Tuhan tidak akan membuat senjata yang akan memusnahkan umat manusia, misalnya senjata pemusnah massal atau nuklir.  Walaupun, karyanya tersebut akan dibeli dengan harga yang sangat mahal, hatinya tidak akan tergiur dengan perkara duniawi tersebut karena pikirannya selalu dipenuhi oleh Roh Kudus.  Ia akan senantiasa mengingat kebenaran firman Tuhan yang menyatakan bahwa Allah memberikan amanat illahi bagi manusia untuk menaklukkan dan menguasai bumi. Itu berarti, ia pun harus mengusahakan kesejahteraan bagi sesamanya, maupun bagi seluruh makhluk di bumi.
Sebaliknya, ilmuwan yang hatinya dipenuhi rasa takut akan Tuhan akan menciptakan suatu obat-obatan yang murah untuk menyembuhkan penyakit yang langka.  Talenta yang dimilikinya tersalur dengan baik bagi kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan nama Tuhan.  Dengan cara seperti ini manusia bisa memenuhi tugasnya untuk mengembangkan IPTEK dalam dunia ini.  Tuhan sudah memberi keahlian dan hendaklah digunakan dengan sebaik-baiknya untuk memberkati orang lain dan memuliakan Tuhan.



BAB III
KESIMPULAN
IPTEK terus berkembang dan moral masyarakat terus merosot  namun sifat dasar mereka masih tetap sama dengan apa yang dikatakan oleh firman Allah.  Ide dan produk manusia dalam era IPTEK ini tetap berada dalam dialektis dua pengaruh, pengaruh kebenaran dan ketidakbenaran, pengaruh kesucian dan dosa, tesis dan antitesis, sehingga relevansi Alkitab tidak pernah pudar, sebagaimana perkataan Tuhan Yesus, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu" (Luk 21:33).
Dalam menghadapi perkembangan IPTEK dan pengaruhnya, sikap Yesus kiranya menjadi model dari iman Kristen dalam menghadapi pembaharuan dan perubahan.  Yesus dalam menghadapi zaman tidak pernah kembali ke belakang, Ia selalu berpandangan ke depan, dan menerima perubahan dan pembaharuan (Mat 9:16-17).  Namun pandangan dan perbuatan Yesus tidak pernah mengubah kebenaran allah dan kompromi terhadap pandangan dunia.
Pengaruh kekristenan yang mendorong lahirnya IPTEK merupakan cermin sikap kristiani yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Allah kepada manusia sebagaiamana tertulis dalam Kejadian 1:28.  Pengaruh tersebut makin diperlukan dalam menghadapi era IPTEK saat ini, sehingga hal ini menjadi tanggung jawab setiap ilmuwan Kristen.  Lebih dari itu iman Kristen harus merupakan penyaring segala ide IPTEK yang bertentangan dengan iman Kristen.  Gaya hidup kristiani harus mempunyai sikap selektif, menahan diri untuk memilih dan memiliki produk-produk teknologi, agar tidak jatuh ke dalam sekularisme dan teologi kemakmuran.  Lebih dari itu, hidup kasih, yang makin ditinggalkan oleh manusia era IPTEK ini pada kenyataannya justru makin diperlukan dan makin membawa kesejukan bila diterapkan pada masa kini.



[1] Ol. Sensen, IPTEK DAN IMAN KRISTEN Powered by WordPress.com
[2] Ol. Johanes, Agama Dan Kebudayaan Dalam Kristen, hjknowells.com

[3] Ibid.
[4] Ol. Iman dan Teknologi. http:www.script.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar