Senin, 10 November 2014

MALAPETAKA AKIBAT "TULI" SECARA ROHANI

"Tidak pernah manusia fana memperoleh beban yang begitu meremukkan. Sepanjang sejarah bangsa Yahudi tidak pernah ada teladan kesungguhan yang begitu mendalam, penderitaan tak henti-hentinya, pemberitaan amanat Allah tanpa takut, dan syafaat tanpa kenal lelah dari seorang nabi seperti halnya Yeremia. Tetapi tragedi kehidupannya ialah: bahwa ia berkhotbah kepada telinga yang tuli dan menuai hanya kebencian sebagai balasan kasihnya kepada orang-orang
senegerinya" (Farley).

Ada seorang pemuda yang gagah perkasa, ia berlari mendekati jurang yang sangat dalam dan membahayakan.  Semua orang berteriak menghentikan langkahnya, namun ia tidak menggubris mereka.  Ia terus berlari hingga tepi jurang itu.  Ia tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya dan akhirnya ia jatuh.  Tak ada yang sempat mengulurkan tangan untuk menolongnya sekalipun tangannya menggapai-gapai minta pertolongan.

Begitulah gambaran kejatuhan orang Israel pada zaman nabi Yeremia

Pada tahun 612 SM, Asyur dikalahkan oleh suatu koalisi Babel. Sekitar empat tahun setelah kematian Raja Yosia, Mesir dikalahkan oleh Babel pada pertempuran di Karkemis (605 SM; lih. Yer 46:2). Pada tahun yang sama pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang Palestina, merebut Yerusalem dan membawa sebagian pemuda pilihan dari Yerusalem ke Babel, di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga sahabatnya. Penyerbuan kedua ke Yerusalem terjadi tahun 597 SM; ketika itu dibawa 10.000 orang tawanan ke Babel, di antaranya terdapat Yehezkiel. Selama ini nubuat Yeremia yang memperingatkan tentang hukuman Allah yang mendatang tidak diperhatikan. Kehancuran terakhir menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh kerajaan Yehuda dalam tahun 586 SM.

Ada sebuah janji yang telah dilupakan oleh orang-orang Israel ketika mereka keluar dari tanah Mesir.  Janji ini berisi hubungan antara Tuhan dengan bangsa Israel (Yeremia 11:4).  Janji itu adalah janji didasarkan pada Hukum Taurat yang disampaikan dengan perantaraan Musa.
Namun bangsa Israel yang tegar tengkuk tidak taat pada perintah Tuhan, mereka malah mencari Allah lain (11:8).  Kesalahan terbesar bangsa Israel adalah mengikuti kedegilan hati mereka dan mereka tidak memegangnya.
Hadiahnya adalah Allah mendatangkan malapetaka atas hidup mereka (11:11).  Malapetaka itu bukan sekedar penyakit biasa melainkan sebuah penderitaan besar-besaran yang menimpa satu bangsa dan bukan per pribadi.
Inilah akibat dari kejahatan orang Israel yang menolak firman Tuhan.  Allah berkali-kali berfirman terhadap mereka namun mereka memilih untuk tidak mengindahkannya.  Setiap pilihan kita memiliki konsekuensi yang sangat tinggi.  Jika Anda memilih untuk membenci firman Tuhan dan didikan yang benar, itu artinya Anda sedang membuka pintu bagi datangnya malapetaka. Tetapi ketika Anda menginginkan firman Tuhan dan tidak menghinanya, Anda membuka pintu bagi anugerah Tuhan
Memang banyak orang yang memelihara kedegilan hati seperti halnya bangsa Israel.  Namun firman Tuhan mengingatkan bahwa hal itu sangat berbahaya.  Lampu merah!  Jangan lanjutkan dan jangan ikuti pikiran seperti itu.
Tuhan yang paling berhak atas hidup kita ini
(Yer. 11:16 Pohon zaitun yang rimbun, elok dipandang mata, pernah TUHAN menamai engkau. Tetapi dengan bunyi keributan yang hebat Ia menyalakan api pada daun-daunnya, sehingga ranting-rantingnya terbakar. )
Dahulu Israel pernah menjadi umat kebanggaan Tuhan sehingga Ia menamai bangsa ini sebagai  “Pohon Zaitun yang rimbun, elok dipandang Tuhan.” Namun, kesombongan mereka sebagai bangsa yang dipilih Tuhan sebagai central agama, telah membuat mereka terbuang jauh dari kasih sayang Tuhan.  Tak  lagi kejayaan dan sukacita Israel karena kini mereka seperti seekor anjing yang ditangkap dan diikat serta diperlakukan seenaknya oleh penangkap yaitu Babel.  Dengan demikian, Allah mengingatkan supaya mereka segera bertobat dan menyesali kesalahan di hadapan Tuhan.  Sebab mereka telah membuat Allah cemburu atas mereka.  Yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir adalah Allah dan bukan baal, namun mereka mempersembahkan korban kepada baal.
(Yer. 11:17 TUHAN semesta alam, yang telah membuat engkau tumbuh, telah menentukan malapetaka atasmu karena kejahatan yang telah dilakukan oleh kaum Israel dan kaum Yehuda untuk menimbulkan sakit hati-Ku dengan membakar korban kepada Baal." )
Pelajaran bagi kita adalah jangan menolak firman Tuhan.  Orang Israel dan raja mereka menunjukkan penolakkan terhadap nubuat Yeremia.  Sehingga hal ini telah mendatangkan malapetaka besar atas hidup mereka.
Sebagai orang Kristen, jangan pernah menolak firman Tuhan dan menolak hamba Tuhan (jika itu benar-benar hamba Tuhan yang melayani dengan kasih pada Tuhan).  Responilah firman Tuhan dengan ucapan syukur dan bukan sungut-sungut, supaya engkau selamat dan bebas dari malapetaka yang dikhususkan Tuhan bagi mereka.
Bagi Hamba Tuhan:
Teruslah menaburkan firman Tuhan sekalipun itu ditolak oleh jemaat.  Sebab sesungguhnya kita hanya melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, Yer.11:18 "TUHAN memberitahukan hal itu kepadaku, maka aku mengetahuinya; pada waktu itu Engkau, TUHAN, memperlihatkan perbuatan mereka kepadaku. "
Tidak diberikan hak kepada kita untuk menghakimi jemaat atau mendiskriminasi mereka yang tampaknya menolak firman Tuhan.  Apa yang diberitahukan Tuhan melalui Alkitab, sampaikanlah! Kita hanya berusaha untuk menyampaikan dan menjelaskan, firman Allah itu sendiri yang akan bekerja dalam hati mereka dengan pertolongan Roh Kudus. 
Jikalaupun mereka akan menolaknya, maka mereka akan menanggung konsekuensinya.
Selamat menjalankan tugas mulia!
Shalom


                                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar