"Tidak pernah manusia fana memperoleh beban yang begitu
meremukkan. Sepanjang sejarah bangsa Yahudi tidak pernah ada teladan
kesungguhan yang begitu mendalam, penderitaan tak henti-hentinya, pemberitaan
amanat Allah tanpa takut, dan syafaat tanpa kenal lelah dari seorang nabi
seperti halnya Yeremia. Tetapi tragedi kehidupannya ialah: bahwa ia berkhotbah
kepada telinga yang tuli dan menuai hanya kebencian sebagai balasan kasihnya
kepada orang-orang
senegerinya" (Farley).
Ada seorang pemuda yang gagah perkasa, ia berlari mendekati jurang yang sangat dalam dan membahayakan. Semua orang berteriak menghentikan langkahnya, namun ia tidak menggubris mereka. Ia terus berlari hingga tepi jurang itu. Ia tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya dan akhirnya ia jatuh. Tak ada yang sempat mengulurkan tangan untuk menolongnya sekalipun tangannya menggapai-gapai minta pertolongan.
Begitulah gambaran kejatuhan orang Israel pada zaman nabi Yeremia
Pada tahun 612
SM, Asyur dikalahkan oleh suatu koalisi Babel. Sekitar empat tahun setelah
kematian Raja Yosia, Mesir dikalahkan oleh Babel pada pertempuran di Karkemis
(605 SM; lih. Yer 46:2). Pada tahun yang sama pasukan Babel di bawah pimpinan
Nebukadnezar menyerang Palestina, merebut Yerusalem dan membawa sebagian pemuda
pilihan dari Yerusalem ke Babel, di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga
sahabatnya. Penyerbuan kedua ke Yerusalem terjadi tahun 597 SM; ketika itu
dibawa 10.000 orang tawanan ke Babel, di antaranya terdapat Yehezkiel. Selama
ini nubuat Yeremia yang memperingatkan tentang hukuman Allah yang mendatang
tidak diperhatikan. Kehancuran terakhir menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan
seluruh kerajaan Yehuda dalam tahun 586 SM.
Ada sebuah
janji yang telah dilupakan oleh orang-orang Israel ketika mereka keluar dari
tanah Mesir. Janji ini berisi hubungan
antara Tuhan dengan bangsa Israel (Yeremia 11:4). Janji itu adalah janji didasarkan pada Hukum Taurat
yang disampaikan dengan perantaraan Musa.
Namun
bangsa Israel yang tegar tengkuk tidak taat pada perintah Tuhan, mereka malah
mencari Allah lain (11:8). Kesalahan
terbesar bangsa Israel adalah mengikuti kedegilan hati mereka dan mereka tidak
memegangnya.
Hadiahnya
adalah Allah mendatangkan malapetaka atas hidup mereka (11:11). Malapetaka itu bukan sekedar penyakit biasa
melainkan sebuah penderitaan besar-besaran yang menimpa satu bangsa dan bukan
per pribadi.
Inilah
akibat dari kejahatan orang Israel yang menolak firman Tuhan. Allah berkali-kali berfirman terhadap mereka
namun mereka memilih untuk tidak mengindahkannya. Setiap pilihan kita memiliki konsekuensi yang
sangat tinggi. Jika Anda memilih untuk membenci
firman Tuhan dan didikan yang benar, itu artinya Anda sedang membuka pintu bagi
datangnya malapetaka. Tetapi ketika Anda menginginkan firman Tuhan dan tidak
menghinanya, Anda membuka pintu bagi anugerah Tuhan.
Memang
banyak orang yang memelihara kedegilan hati seperti halnya bangsa Israel. Namun firman Tuhan mengingatkan bahwa hal itu
sangat berbahaya. Lampu merah! Jangan lanjutkan dan jangan ikuti pikiran
seperti itu.
Tuhan yang paling berhak atas hidup kita ini
(Yer. 11:16 Pohon zaitun yang rimbun,
elok dipandang mata, pernah TUHAN menamai engkau. Tetapi dengan bunyi keributan
yang hebat Ia menyalakan api pada daun-daunnya, sehingga ranting-rantingnya
terbakar. )
Dahulu Israel pernah menjadi umat kebanggaan Tuhan
sehingga Ia menamai bangsa ini sebagai “Pohon Zaitun yang rimbun, elok dipandang
Tuhan.” Namun, kesombongan mereka sebagai bangsa yang dipilih Tuhan sebagai
central agama, telah membuat mereka terbuang jauh dari kasih sayang Tuhan. Tak
lagi kejayaan dan sukacita Israel karena kini mereka seperti seekor
anjing yang ditangkap dan diikat serta diperlakukan seenaknya oleh penangkap
yaitu Babel. Dengan demikian, Allah
mengingatkan supaya mereka segera bertobat dan menyesali kesalahan di hadapan
Tuhan. Sebab mereka telah membuat Allah
cemburu atas mereka. Yang membawa mereka
keluar dari tanah Mesir adalah Allah dan bukan baal, namun mereka
mempersembahkan korban kepada baal.
(Yer. 11:17
TUHAN semesta alam, yang telah membuat engkau tumbuh, telah menentukan
malapetaka atasmu karena kejahatan yang telah dilakukan oleh kaum
Israel dan kaum Yehuda untuk menimbulkan
sakit hati-Ku dengan membakar korban kepada Baal." )
Pelajaran bagi
kita adalah jangan menolak firman Tuhan.
Orang Israel dan raja mereka menunjukkan penolakkan terhadap nubuat
Yeremia. Sehingga hal ini telah
mendatangkan malapetaka besar atas hidup mereka.
Sebagai orang
Kristen, jangan pernah menolak firman Tuhan dan menolak hamba Tuhan (jika itu
benar-benar hamba Tuhan yang melayani dengan kasih pada Tuhan). Responilah firman Tuhan dengan ucapan syukur
dan bukan sungut-sungut, supaya engkau selamat dan bebas dari malapetaka yang
dikhususkan Tuhan bagi mereka.
Bagi Hamba Tuhan:
Teruslah menaburkan firman Tuhan sekalipun itu ditolak oleh jemaat. Sebab sesungguhnya kita hanya melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, Yer.11:18 "TUHAN memberitahukan hal itu kepadaku, maka aku mengetahuinya; pada waktu itu Engkau, TUHAN, memperlihatkan perbuatan mereka kepadaku. "
Tidak diberikan hak kepada kita untuk menghakimi jemaat atau mendiskriminasi mereka yang tampaknya menolak firman Tuhan. Apa yang diberitahukan Tuhan melalui Alkitab, sampaikanlah! Kita hanya berusaha untuk menyampaikan dan menjelaskan, firman Allah itu sendiri yang akan bekerja dalam hati mereka dengan pertolongan Roh Kudus.
Jikalaupun mereka akan menolaknya, maka mereka akan menanggung konsekuensinya.
Selamat menjalankan tugas mulia!
Shalom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar